Meskipun cerita dari desa Soronganyit di Jawa Timur yang saya sebutkan sebelumnya adalah yang paling terkenal, ada beberapa versi lain mengenai asal-usul istilah “buaya darat”.
Beberapa versi mengaitkannya dengan legenda atau cerita rakyat lokal di berbagai daerah.
Namun, secara umum, istilah ini tetap menggambarkan perilaku laki-laki yang tidak setia dalam hubungan percintaan.
Jadi, meskipun ceritanya bervariasi, makna kiasannya tetap sama.
Di Indonesia, terdapat berbagai mitos dan legenda yang melibatkan buaya. Berikut beberapa di antaranya
1.Buaya Putih di Sungai Mahakam
Legenda ini populer di kalangan masyarakat lokal. Buaya putih diyakini sebagai penunggu sungai dan muncul pada saat-saat tertentu untuk memberi tanda akan adanya peristiwa besar.
2. Mitos Kembar Buaya
Berkisah tentang sepasang suami istri di wilayah Paser, Kalimantan Timur. Setelah menikah, sang istri mengandung anak pertama mereka.
Mitos ini menjadi bagian dari warisan budaya suku Paser dan diwariskan secara turun temurun.
3. Buaya Putih Danau Tolire, Maluku Utara
Masyarakat yang mendiami sekitar Danau Tolire, Maluku Utara, meyakini bahwa danau ini banyak dihuni oleh buaya putih.
Konon, dulunya danau ini adalah kampung yang sejahtera dan bahagia.
Namun, setelah salah satu warganya menghamili anaknya sendiri, kampung ini mengalami kutukan dan bencana besar berupa gempa. Penduduk kampung diyakini menjadi siluman buaya.
4. Buaya Putih Danau Laut Dendang, Sumatera Utara
Di Danau Dendang, Sumatera Utara, terdapat mitos tentang buaya putih. Menurut masyarakat setempat, penunggu danau ini berada di bawah pohon kayu pule.