Saat ini, sudah ada tiga daerah yang menetapkan status siaga dini karhutla yakni Kabupaten OKI, Muba, dan Banyuasin. "Benar, sudah 3 daerah yang menetapkan status siaga karhutla. OKI, Muba, dan Banyuasin. Sejak Mei kemarin,” kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman.
Ketiga daerah itu memang daerah penyumbang karhutla, karena masing-masing memiliki lahan gambut yang cukup luas. Akan digelar koordinasi (rakor) bersama seluruh daerah. Kemudian apel siaga karhutla. “Prediksi BMKG, puncak musim kemarau pada tahun ini akan terjadi pada Juli-Agustus. Meski hanya 2 bulan, tapi tetap kita harus siap siaga,” bebernya.
Upaya mitigasi dilakukan BPBD Sumsel dengan akan meninjau sejumlah perusahaan perkebunan yang rawan karhutla. Peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran di wilayah konsesi milik perusahaan juga akan dicek supaya bisa optimal di lapangan. "Kita akan memastikan daerah dan perusahaan tersebut siap dengan peralatan," pungkas dia.
Terpisah, Pemkab Muba bergerak cepat mengantisipasi potensi karhutla tahun ini. Berdasarkan keputusan Bupati Muba Nomor : 330/KPTS-BPBD/2024, tetap ditetapkan status siaga.Kepala BPBD Kabupaten Muba, Pathi Riduan SE ATD MM, mengungkapkan ada 71 desa masuk rawan karhutla, tersebar pada 11 kecamatan. "Sudah kami petakan," kata dia.
BACA JUGA:Sumsel Optimis Bisa Lebih Baik, Pj Gubernur Agus Fatoni Hadiri Rakorsus Antisipasi Karhutla
BACA JUGA:Ikan Gabus Bukan Hanya Bahan Pempek, Tapi Bisa Mencegah Karhutla Gambut. Ini Filosofinya
Rincian sebarannya di Kecamatan Babat Supat 6 desa, Babat Toman 7 desa, Batanghari Leko 8 desa, Bayung Lencir 11 desa, Keluang 4 desa, dan Lais 7 desa. Lalu, Kecamatan Lalan 5 desa, Sanga Desa 8 desa, Sungai Keruh 7 desa, Sungai Lilin 3 desa serta Jirak Jaya 5 desa.
BPBD telah melakukan berbagai upaya pencegahan karhutla. Salah satunya dengan patroli rutin untuk inventarisir dan deteksi dini sumber bahaya karhutla di desa-desa tersebut. "Kita juga melakukan sosialisasi bahaya karhutla bersama stakeholder dan perangkat desa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan karhutla," beber Pathi.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah pengaktifan sembilan pos pemantau pengendalian karhutla.Pos induk yang menjadi pusat koordinasi dan operasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan berada di Kecamatan Bayung Lencir.
Pos ini memiliki kapasitas 250 orang dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti ruang rapat, asrama personel, gudang peralatan pemadaman, dan mobil pemadam kebakaran. "Posko induk ini berfungsi sebagai tempat koordinasi terpadu untuk operasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan," kata Pathi.
Selain pos induk, terdapat juga pos pemantau lainnya yang berada di beberapa titik strategis. Meliputi Dusun V Muara Baru Desa Muara Medak, Dusun VII Mekar Jaya Desa Muara Medak, Desa Talang Nyamuk, Desa Mendis, Desa Pulai Gading, Desa Kepayang, Dusun I Desa Muara Merang, dan Dusun III Pancoran Desa Muara Merang.
BACA JUGA:Waw, Ikan Gabus Bukan Cuma Bahan Pempek, Tapi Bisa Mencegah Karhutla Gambut.
BACA JUGA:Satgas Karhutla Bubar Siaga, Kondisi Ogan Ilir, Sepekan Tanpa Kejadian
Pos-pos ini memiliki kapasitas 10 orang dan dilengkapi dengan perlengkapan pemadam kebakaran seperti motor, tempat tidur, mobil damkar, dan alat pemadaman lainnya. "Pos berfungsi sebagai garda terdepan dalam operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan," tambahnya.
Pathi Riduan menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan kerja sama seluruh elemen masyarakat dalam mencegah dan menanggulangi karhutla. "Kami berharap dengan adanya pos-pos pemantau ini, respon terhadap kebakaran hutan dan lahan bisa lebih cepat dan efektif," terangnya.
Kabupaten Banyuasin juga sudah menetapkan status siaga karhutla. Diketahui, karhutla 2015 di Kabupaten Banyuasin menjadi sejarah kelam karena lahan yang terbakar sekitar 141.124 hektare. (*)