Ikan Gabus Bukan Hanya Bahan Pempek, Tapi Bisa Mencegah Karhutla Gambut. Ini Filosofinya

Media Workshop yang digelar Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF)--

KUDUS,SUMATERAEKSPRES.ID – Pempek gabus Palembang, sudah terkenal kelezatannya sampai mancanegara. Tapi siapa sangka, ikan gabus yang habitatnya tersebar di perairan Sumatera Selatan (Sumsel), bisa mencegah kebakaran hutan dan lahat (karhutla) gambut.

Karhutla pada vegetasi gambut di Sumsel, jadi momok menakutkan setiap tahunnya. Penanganannya tidak mudah, dengan kedalaman gambut ada yang mencapai sampai 8 meter.

Saat meninjau karhutla di Kabupaten OKI, Sumsel, pada 12 November 2023 lalu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyebut luasan karhutla Sumsel mencapai 32.498,5 hektare dari periode Januari-September 2023.

Karhutla di Kabupaten OKI menempati urutan pertama, dengan luasan 20.558,3 hektare. Terdiri 9.092,5 hektare vegetasi gambut, dan 11.365,8 hektare non-gambut.

BACA JUGA:Peluang Emas bagi Mahasiswa: Menjadi Delegasi Djarum Foundation di Konferensi Harvard WorldMUN 2024. Ini Persy

Menyusul Kabupaten Ogan (OI) di peringkat kedua, dengan luasan karhutla 3.615,9 hektare pada vegetasi non-gambut. Sehingga pencegahan sudah sangat perlu dilakukan, dari pada penanganan yang memboroskan anggaran Negara.

Terkhusus karhutla pada vegetasi gambut,  treatmen gambut sebenarnya dapat mencegah karhutla. Melalui pelestarian lingkungan, sungai dan konservasi fauna.

Hal itu diungkapkan Praktisi Komunikasi dan Pelibatan Publik pada Isu-isu Kelestarian, Juris Bramantyo, dalam media workshop yang digelar Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF).

“Inovasi sekelompok anak muda di Kabupaten Siak, Riau, melalui budidaya ikan gabus demi mencegah karhutla gambut,sampai mendapat penghargaan internasional dari Amerika Serikat,” ungkap Juris, di Wisma Djarum Ploso, Kamis (30/11).

BACA JUGA:Segera Daftar! PT Djarum Buka Lowongan Kerja Menarik di Berbagai Posisi

Kata Juris, inovasi budidaya ikan bagus mencegah karhutla itu, berangkat mereka malu pada karhutla 2015 lalu, Riau sampai mengekspor asap sampai ke Singapura, Malaysia. “Sebagai penjahat asap oleh negara tetangga,” ucapnya, kepada jurnalis lingkungan dari Sumatera, Jawa, dan Bali.

Memang, budidaya ikan gabus yang dilakukan di Siak, korelasinya tidak langsung seperti ketika terjadi karhutla lalu melakukan upaya pemadaman. ”Tapi lebih ke upaya pencegahan, melalui pelestarian lingkungan, pelestarian sungai, dan konservasi fauna,” tegas Juris.

Benang merahnya, ikan gabus habitatnya di rawa-rawa, sungai, waduk. “Hingga di konsevasi gambut dan area sekat kanal, yang awalnya hanya dirancang untuk mencegah kebakaran gambut,” ulasnya.

Sebagaimana diketahui, kandungan almbumin pada ikan gabus sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dari ikan salmon sekalipun.

BACA JUGA:Dapat Rp1 Juta Setiap Bulan dan Latihan Gratis, Ayo Daftar Djarum Beasiswa Plus

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan