PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Sebanyak 190 siswa/i SD-SMP Islam Al Alifah mengikuti ujian Munaqosyah Tartil dan tahfidz Quran juz 1, 3, 7, 8, 10, 28, 29, dan 30 menggunakan metode Ummi di Ballroom Golden Sriwijaya, kemarin. Para peserta diuji langsung trainer Ummi Foundation, Fatkrul Razhi MPd dari Surabaya. Hasilnya semua siswa yang ikut dinyatakan lulus 100 persen.
Koordinator Kegiatan, Firda, mengatakan, kegiatan ini menjadi agenda rutin tahunan. Sebelumnya para siswa yang mengikuti Munaqosyah Tartil dan Tahfidz Quran mengikuti pra dan tahapan ujian dari Februari 2024. “Khataman dan Imtihan menjadi puncak rangkaian tujuh program dasar pembelajaran Alquran Metode Ummi,” bebernya.
Di antaranya Tasbih, Tahsin, Coaching, Supervisi, Sertifikasi, dan Munaqosyah. "Kami menyampaikan selamat dan bangga kepada peserta Khotmul Quran dan Imtihan termasuk orangtua atau wali, peserta didik, serta para guru atas prestasinya dalam pendidikan Al-Quran. Kami berkomitmen senantiasa berjuang dan berinovasi di dunia pendidikan Islam secara maksimal," ungkapnya lugas.
Sebagaimana visi misi sekolah, pihaknya senantiasa istiqomah dalam upaya dan ikhtiar menjadikan Al-Quran sebagai pondasi utama pendidikan sekaligus lembaga pendidikan yang bisa berdiri di semua golongan. "Saya bertekad agar ke depannya semakin banyak siswa dan anak didik belajar dan memahami Al-Quran secara total,” bebernya.
BACA JUGA:Munaqosyah Lulus Seratus Persen
BACA JUGA:Munaqosyah Tolok Ukur Keberhasilan Siswa
Dikatakan, semua ini bentuk kerja sama yang baik sekaligus keberhasilan anak didik dalam proses pembelajaran. Bahkan sebelum tahap ini, terlebih dahulu para peserta mendalami metode Ummi satu minggu penuh. "Alhamdulillah, hasilnya bisa kita lihat bersama pada saat pelaksanaan Munaqoysah," pungkasnya.
Dijelaskan, Sekolah Khalifah Alifah merupakan lembaga yang merintis MoU metode Ummi dengan Ummi Foundation Surabaya pertama di Palembang bahkan di Sumsel. "Sekolah Khalifah jadi role model penerapan Metode Ummi terbaik se-Sumatera," tegasnya.
Penguji Fatkrul Razhi mengatakan munaqoysah merupakan ujian akhir seluruh kegiatan akademik Tartil & Tahfiz Quran (TTQ) bagi siswa yang telah memenuhi persyaratan. “100 persen siswa melampaui passing grade yang ditetapkan. Setelah ini lanjut uji publik atau Imtihan. Peserta yang hafal Al-Quran dan kemampuan membaca diuji secara terbuka oleh orang tua dan wali anak,” bebernya.
Materi imtihan meliputi hafalan surat, tajwid dasar dan Gharaibul Al-Quran. Tentu saja tetap mengikuti aspek fasohah dan Tartil Al-Quran. "Ini merupakan tolok ukur keberhasilan siswa. Munaqosyah, Khotmul Quran, dan Imtihan merupakan tahapan yang dinantikan semua siswa," terang Fatkrul.
Menurut Fatkrul, pembelajaran TTQ juga pola pembelajaran intrakurikuler yang setiap pekan, lima kali tatap muka dengan durasi satu jam tiap pertemuan. Seperti pelajaran lain yang ada ujian akhir sekolah dan UKK, kedudukan pembelajaran TTQ sama. Terkait dengan metode Ummi sendiri, diakuinya tidak memberatkan. Tapi titik beratnya pada aspek mengajar yang sangat mudah, menyenangkan, dan menyentuh hati.
Dalam praktiknya membuat anak tidak bosan dengan rasio satu guru 12 siswa ini. “Metode Ummi punya kelebihan yakni guru bermutu dengan persentase 60 persen, metode bermutu 20 persen, serta sistem berbasis mutu 20 persen. Di sini peran guru sangat penting bertugas supaya menghasilkan siswa yang berkualitas,” tandasnya. (yun/fad)