SUMATERAEKSPRES.ID - Setiap daerah tentunya memiliki tradisi masing-masing. Seperti Suku Bugis yang tinggal di Sumatera Selatan tepatnya di Kabupaten Banyuasin. Mereka memiliki tradisi unik menjelang keberangkatan ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah Haji.
SEBELUM berangkat ke asrama haji atau ke Tanah Suci, warga suku Bugis yang akan naik haji menginap di kapal tongkang. ‘’Ini tradisi suku Bugis yang tinggal di perairan Banyuasin,"kata Askolani, Bupati Banyuasin periode 2018 - 2023 didampingi Arisa Lahari, sekretaris Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Banyuasin.
BACA JUGA:Jemaah Meninggal, Asuransi Sebesar Bipih, Hari Ini Kloter 6 Babel-Pagaralam Masuk Asrama Haji
Askolani sendiri menambahkan dirinya secara langsung melihat tradisi yang unik dan langka tepatnya di dermaga Pasar 16, Kota Palembang, Minggu (12/5) malam. "Mereka tidak mau menginap di daratan seperti hotel," tukasnya.
Warga yang akan pergi haji berkumpul bersama sanak keluarga di dalam kapal tongkang tersebut, baik itu makan dan lain sebagainya. Tentunya dengan tradisi itu disambut baik oleh masyarakat terutama suku Bugis."Ini tradisi yang perlu dilestarikan,"ujarnya.
Bahkan dalam kesempatan itu, Askolani sempat menawarkan diri tempat penginapan kepada calon jemaah haji tersebut untuk menginap di kediamannya.
Sementara itu, Arisa Lahari, sekretaris Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Banyuasin juga mengatakan, kalau tradisi warga (suku Bugis) yang akan berangkat ke Tanah Suci akan menginap di kapal tongkang telah berlangsung sejak dulu. ‘’Tradisi ini dilakukan secara turun menurun,’’ ucapnya.
Biasanya orang Bugis nantinya akan menginap selama dua hari atau menjelang keberangkatan ke Tanah Suci."Biasanya nginap dua malam, baru berangkat ke asrama haji," ungkapnya.
Saat keberangkatan dari perairan menuju Kota Palembang, orang Bugis yang akan berangkat haji akan diantar secara ramai oleh sanak saudara, keluarga sebagai bentuk kebersamaan dalam suka dan duka.
"Memang sudah menjadi tradisi selalu diantar bersama-sama keluarga, untuk membantu dan memberikan support pada jemaah haji," terangnya.
Nantinya di dalam kapal tongkang itu, mereka akan berkumpul hingga masak untuk sehari-hari. "Masak sama - sama oleh saudari atau ibu ibu yang pengantar haji,"imbuhnya.
BACA JUGA:Jemaah Haji Indonesia Bisa Masuk Raudhah dengan Surat Tasreh
BACA JUGA:Jemaah Haji Risiko Tinggi jadi Tantangan dan Perhatian Khusus dari Kemenag Sumsel
Diakuinya kalau dulu keadaan sering tidak aman, sehingga berkelompok berangkat menggunakan kapal tongkang. "Zaman tahun 80 - an sangat rawan di daerah 16 Ilir, tapi Alhamdulillah sekarang aman dan sangat nyaman.