Owner Kopi Selangit, Pergoki Aksi Perampok, Dalam Rumah, Tewas Kena Tikam

Selasa 14 May 2024 - 22:39 WIB
Reporter : Izul
Editor : Edi Sumeks

Mantan Bupati Musi Rawas (Mura), H Hendra Gunawan salah satu yang terkejut dengan kejadian itu. Dia punya kenangan dengan almarhum. Menurutnya, almarhum banyak memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat maupun Kabupaten Mura.  

Korban merupakan salah seorang perintis yang ikut mempopulerkan kopi asal Selangit, Kabupaten Mura hingga ke mancanegara. "Saya sangat terkejut saat mendapat informasi itu. Kami turut berduka cita dan mendoakan almarhum agar diberikan tempat yang sebaiknya di sisi Allah Swt," ungkap dia.

Untuk itu, Hendra minta pihak kepolisian mengusut mengungkap kasus ini dan menangkap pelakunya. "Kami berharap pelaku diproses sesuai prosedur hukum yang berlaku," jelasnya.

Diketahui, wilayah Kecamatan Selangit, Mura menjadi salah satu daerah penghasil kopi dengan kualitas terbaik di Sumsel. Sebelum terbentuk Kelompok Tani Uma Inovasi Selangit dari Desa Karang Panggung, harga kopi petani lokal dulu sering dibeli dengan harga murah oleh para tengkulak. 

Namun setelah komunitas ini terbentuk, harga kopi di tingkat petani semakin membaik. Inovasi komunitas Kopi Selangit jadi pintu meningkatkan kesejahteraan petani lokal. Sering mendapat sorotan dari beragam pihak, baik Pemkab Mura maupun Pemprov Sumsel. 

BACA JUGA:Bikin Pergub Angkat Kopi Sumsel, Atur soal Distribusi dan Pengembangan Komoditas

BACA JUGA:Bikin Kopi Sumsel Mendunia, Penghasil Kopi Terbesar di Indonesia

 Juga menyabet gelar UMKM terbaik kedua di ajang Pra Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) 2022.  Volume kopi yang dipasok para petani di bawah komunitas petani Kopi Selangit, terus meningkat. Jika dulu paling banyak permintaan hanya 50 kg/bulan, saat ini rata-rata 500 kg setiap bulan.

Kopi Selangit sudah menembus pasar internasional dan dipasarkan secara luas di wilayah Eropa seperti Paris dan London. Komunitas petani Kopi Selangit memiliki enam gerai kopi yang tersebar di Kecamatan Selangit, Lubuklinggau, Pendopo, PALI, dan Provinsi Bengkulu.

Maulana, warga Kabupaten Mura mengatakan, saat ini harga kopi tengah meroket. Di tingkat petani kopi robusta berkisar Rp58-60 ribu/kg, untuk jenis kopi arabika juga naik dan menembus harga Rp110 ribu/kg.

"Mungkin antara pelaku dan korban kenal, jadi waktu dipergoki korban, pelaku langsung timbul niat membunuh. Apalagi harga kopi sekarang sedang mahal," bebernya.

Harga biji kopi yang mahal saat ini dapat mengundang pelaku kejahatan. Di beberapa wilayah, aksi kejahatan seperti pencurian biji kopi telah terjadi. Polres Lahat mengimbau  kepada para petani dan pengusaha kopi untuk bersiap menghadapi tantangan ini dengan bijak.

BACA JUGA:Meriahkan HUT Sumsel, Ketum Kadin Hadir di Launching Kopi Sumsel

BACA JUGA:Penghasil Kopi Dunia Lagi Krisis, Harga Kopi Sumsel Melambung, Tapi Produksi Masih Minim

Kapolres Lahat AKBP God Parlasro Sinaga SIK melalui Kasat Reskrim AKP Sapta Eka Yanto SH MSi menegaskan pentingnya kolaborasi antara pihak berkepentingan untuk mengantisipasi dampak dari lonjakan harga kopi. "Kami memahami bahwa harga kopi yang meningkat dapat memicu aksi kejahatan jalanan. Karena itu, kami mengajak seluruh masyarakat, terutama petani dan pengusaha kopi, untuk meningkatkan kewaspadaan dan kerja sama dalam menjaga keamanan," ujarnya.

Pentingnya menjaga keseimbangan antara keuntungan yang didapat dengan keamanan lingkungan. "Kami mengajak semua pihak bisa menerapkan kearifan lokal seperti gotong royong. Jadi bila ke kebun bisa bersama - sama dan gotong royong saat panen,"  tambahnya.

Kategori :