PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Sektor ritel diharapkan bisa menjadi tulang punggung perekonomian nasional di tengah ketidakpastian global. Salah satunya eskalasi tensi geopolitik di Timur Tengah.
“Sektor ritel memiliki kontribusi signifikan bagi capaian pertumbuhan ekonomi tersebut yakni sektor perdagangan dengan besaran hingga 12,96 persen terhadap PDB.
Pada sisi demand, pertumbuhan ekonomi juga didorong oleh kontribusi aspek konsumsi dan investasi,” ungkap Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, kemarin.
BACA JUGA:Jaga Perekonomian UMKM Sumsel
BACA JUGA:Digitalisasi Pemda Berdampak Bagi Perekonomian
Bahkan dengan struktur perekonomian yang didominasi konsumsi, peran sektor ritel sangat esensial bagi pertumbuhan ekonomi nasional dengan pelaku usaha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan penyerapan tenaga kerja yang optimal.
“Sektor ritel dapat berperan sebagai tulang punggung perekonomian nasional, terlebih pembelian barang produksi dalam negeri dapat menjadi salah satu penunjang perekonomian nasional selama ketidakpastian yang tinggi saat ini,” katanya lagi.
Selain itu, Menko Airlangga juga berharap sektor ritel dapat dibentuk sebagai ritel modern yang menjadi salah satu outlet untuk pemenuhan kebutuhan pokok dan window kenaikan harga, sehingga retail modern dapat berperan untuk menjaga stabilitas harga.
BACA JUGA:RI Lebih Tangguh Dibanding Negara G20, Kinerja Perekonomian Growth 5,05 Persen
Selanjutnya, dengan tingginya jumlah masyarakat yang juga memiliki usaha ritel, Menko Airlangga menghimbau agar dapat dilakukan pemberdayaan terhadap pelaku usaha retail dari masyarakat tersebut.
“Dengan pemberdaya-an diharapkan meningkatkan akses distribusi logistik dan level playing field dengan pasar modern,” jelas Airlangga.
Lebih lanjut, Airlangga optimistis bahwa sektor ritel mampu resilien meskipun dihadapkan dengan kompleksitas ketidakpastian.
Pasalnya, meski pandemi Covid-19 sempat menghadang, tetapi perekonomian nasional terbukti mampu memiliki resiliensi dengan mencatatkan pertumbuhan yang positif mencapai 5,05 persen (yoy) pada tahun 2023.
“Torehan pertumbuhan ekonomi juga diiringi level inflasi yang terjaga didukung peningkatan sejumlah leading indicator perekonomian seperti Neraca Perdagangan, Cadangan Devisa, Indeks Keyakinan Konsumen,” paparnya. (jp/fad)