Layanan JKN Naik 606,7 Juta Pemanfaatan di 2023

Selasa 09 Apr 2024 - 02:00 WIB
Reporter : Englia
Editor : Englia

SUMATERAEKSPRES.ID-Sebagai upaya pemenuhan hak kesehatan di Hari Kesehatan Dunia 2024 yang jatuh pada 7 April, program pelayanan JKN dari BPJS baik layanan sehat ataupun sakit telah meningkat sebanyak 606,7 juta pemanfaatan pada tahun 2023. 

“Pada tahun 2023, tercatat 1,6 juta pemanfaatan layanan per hari, atau 606,7 juta pemanfaatan dalam kurun waktu satu tahun. Pemanfaatan layanan tersebut baik layanan sehat ataupun sakit,” kata Kepala Humas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Rizzky Anugerah   mewakili BPJS Kesehatan mengutip Antara.

Lebih jauh ia mengatakan, meningkatnya pemanfaatan JKN pada tahun 2023 juga disebabkan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia yang menjadi peserta JKN setiap tahunnya. 

Sekitar 269 juta jiwa atau lebih dari 96 persen penduduk Indonesia sudah menjadi peserta Program JKN. 

Masih kata dia, untuk menjamin hak kesehatan masyarakat, pemerintah telah mewajibkan setiap penduduk Indonesia menjadi peserta JKN sejak 10 tahun lalu, termasuk WNA yang tinggal di Indonesia untuk bekerja minimal 6 bulan.

Dari program JKN tersebut, membawa banyak dampak positif yakni semua lapisan masyarakat termasuk orang miskin atau tidak mampu kini bisa mengakses layanan kesehatan tanpa terbebani biaya.

BACA JUGA:Tetap Buka Layanan JKN Selama Libur Lebaran, BPJS Kesehatan Terapkan Prinsip Portabilitas

BACA JUGA:Layanan JKN Masuk Mal Publik, BPJS Kesehatan Terima Pengaduan Seputar JKN 

“Dampak lainnya meningkatkan harapan hidup, peningkatan kualitas dan standarisasi layanan kesehatan Indonesia, menggerakkan roda perekonomian, transformasi layanan kesehatan digital, menciptakan lapangan kerja, hingga meningkatkan kualitas SDM lebih sehat,” paparnya.

BPJS Kesehatan juga terus berinovasi untuk menjamin perlindungan kesehatan kepada penduduk Indonesia seperti kemudahan administrasi dengan Mobile JKN, PANDAWA, BPJS Kesehatan Care Center 165. Selain itu antrean online juga telah memangkas waktu tunggu layanan dari semula 6 jam menjadi 2,5 jam.

Selain itu, kata Rizzky, juga adanya layanan akses telemedisin khususnya di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) sehingga pelayanan kesehatan tidak lagi terbatas geografis. Akses rekam medis peserta dengan i-Care JKN dan Janji Layanan JKN juga menjadi solusi untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Rizzky mengatakan edukasi juga dilakukan dengan berbagi tugas bersama pemerintah untuk menggalakkan langkah promotif preventif, dan mendorong masyarakat melakukan skrining kesehatan untuk mencegah meningkatnya penyakit tidak menular seperti stroke dan jantung.

“Mendorong peserta JKN menjalani skrining riwayat kesehatan, menyediakan prolanis bagi peserta yang mengidap penyakit kronis dan melibatkan semua pihak untuk proaktif melakukan edukasi hidup sehat kepada masyarakat,” kata Rizzky.

BACA JUGA:Pastikan 98 Persen Penduduk Terlindungi JKN

BACA JUGA:BPJS SATU Bantu Pasien Akses JKN

Kategori :