PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pada malam 21 Ramadan, Kms HA Halim Ali, seorang pengusaha dan tokoh masyarakat Palembang, memperingati haul ke-18 tahun kepergian ibunda tercintanya, almarhum Nyimas Hj Ningayah.
Prosesi haul dimulai dengan pembacaan surat Yassin bersama yang dipimpin oleh Imam Besar Masjid Agung SMB Jayo Wikramo, Prof Dr KH Sayid Aqil Al Munawar, MA.
Acara dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama, sholat isya, dan tarawih berjamaah dengan Imam Prof H Abdul Somad, LC, MA, Ph.D.
Salah satu momen paling dinanti adalah tabligh akbar yang disampaikan oleh Ustaz Abdul Somad (UAS), yang hadir dalam acara tersebut.
BACA JUGA:H Halim Gelontorkan 10 Ribu Paket Sembako, Bagi Warga Kurang Mampu
BACA JUGA:Citilink Terbangi Way Kanan-Halim, Dukung Operasional Bandara Gatot Subroto
"Dari sekian banyak jadwal ceramah saya, baik di Indonesia maupun Malaysia, hanya di sini saat haul ibunda Haji Halim yang terjadwal. Dan ini tahun keempat saya hadir di sini atas undangan ayahanda Kemas Haji Halim," ujar UAS.
UAS juga mengungkapkan kegembiraannya setiap kali berkunjung ke Palembang, yang merupakan tanah para habib keturunan zuriat Rasulullah SAW.
"Saya hormat dan salut dengan ayahanda Kemas Haji Halim karena beliau tidak hanya membawa dirinya sendiri, tapi juga undangan haul ibunda tercinta," tambahnya.
Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel, Dr Drs H Agus Fatoni, M.Si, juga turut hadir dalam acara tersebut. Dia menyampaikan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat Sumsel karena telah menjadikan provinsi ini sebagai daerah dengan tingkat toleransi yang tinggi.
BACA JUGA:Zulhas dan Umar Halim Bagikan Paket Bantuan di Sumatera Selatan
BACA JUGA:Hendak Lihat 3 Cucu, Chalimah Bertemu Sang Pencipta. Korban Bus Handoyo Tabrak Pembatas Tol Cipali
Kms HA Halim Ali, dalam sambutannya, menjelaskan bahwa haul ibunda tercinta yang diadakan setiap tahunnya adalah sebagai bentuk mengenang dan mendoakan kedua orang tuanya, serta sebagai wujud doa untuk keselamatan bangsa Indonesia khususnya Sumsel.
"Sejak dahulu, Sumsel khususnya Kota Palembang dikenal dengan tingkat toleransi yang tinggi.
Di sini, selain warga pribumi, ada berbagai suku dan etnis seperti Tionghoa, Arab, India, dan lainnya yang hidup damai dan berdampingan satu sama lain," kata H Halim.