Sesekali, mereka sebagai pengelola panti mendengar curhatan anak-anak itu tentang bagaimana mereka sampai dikirim ke panti. "Ada yang bilang karena tarung sarung, yang banyak dimainkan saat bulan puasa. Jadi mereka itu merasa tidak buat onar, jadi adalah perasaan sedih karena sudah mengecewakan perasaan orang tua," ungkap psikolog ini.
BACA JUGA:Meresahkan, 6 Pelajar di Prabumulih Hendak Tawuran, Disita 2 Celurit Panjang, Samurai dan Pedang
BACA JUGA:Puluhan Siswa SMKN 3 OKU Nyaris Terlibat Tawuran, URC Polres OKU Segera Bertindak
Lanjut Zeilin, mungkin menurut anak-anak itu mereka tidak salah. Tapi bisa saja orang sekitar merasa terganggu. Ada pula yang curhat sedang kumpul, main bareng (mabar) Mobile Legend. Tiba-tiba mungkin ada keributan, ikut diamankan. “Belum lagi bagi yang kelas 12, kepikiran ujian sekolahnya takut tidak lulus,” tambahnya.
Untuk itu, waktu rehabilitasi di PSRABH fleksibel. Melihat bagaimana kondisi, orang tua, sekolah dan perkembangan anak. "Karena anaknya di sini baik, tertib, sopan, bisa mengikuti kegiatan dengan baik, akan jadi pertimbangan kita juga untuk segera mengembalikan mereka ke keluarga. Kami juga memikirkan sekolah mereka juga jangan sampai terganggu karena berada di sini," kata Zellin.
Juga ada instruksi Kapolda. "Bahwa tidak boleh terlalu lama-lama dibina. Jadi Rabu malam (20/3) sudah banyak yang kami kembalikan ke keluarga. Karena banyak juga yang sedang ujian akhir kelas 12," jelasnya. "Alhamdulillah kita juga berkoordinasi dengan orang tuanya. Jadi orang tuanya yang langsung jemput anaknya ke sini," pungkas dia. (dik/)