Cegah Judol di Kalangan Anak, Perlunya Pendidikan Literasi Financial Masuk Kurikulum Merdeka
Integrasi literasi finansial dalam Kurikulum Merdeka penting untuk mencegah anak-anak terjebak dalam judi online. Foto: judol ilustrasi--
JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID Berdasarkan data 2 persen dari 4 juta pemain judi online ternyata adalah anak-anak di bawa umur 10 tahun karena mereka merasa sedang bermain game online.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Anindito Aditomo mengatakan bahwa literasi finansial dan digital dari orang tua dan guru juga menjadi kunci di dalam mitigasi problem judi online ini.
Jadi pendidikan literasi finansial kini masuk Kurikulum Merdeka. Pendidikan ini dapat diintegrasikan ke dalam pendidikan intrakurikuler di mata pelajaran, kokurikuler, dan ekstrakurikuler," ujar dia ," dikutip dari kanal YouTube Kemdikbudristek RI, Jumat (18/10/2024).
Ia menambahkan harus ada integrasi literasi finansial ke dalam kurikulum bertujuan untuk membekali siswa dengan kemampuan dan keterampilan dalam mengelola keuangan yang baik.
BACA JUGA:Berantas Judi Online di Indonesia Melalui 3P: Langkah Strategis yang Diperlukan
BACA JUGA:Kemenkominfo Galakkan Kampanye Anti Judi Online Melalui Car Free Day
Sementara itu berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit macet pinjaman didominasi anak muda usia 19-34 tahun.
Adapun dalam survei OJK 2022, tingkat literasi finansial Indonesia kurang dari 50 persen, sedangkan inklusi finansial mencapai 85 persen.
Banyak yang sudah punya akses ke layanan dengan beragam produk keuangan yang sudah semakin kompleks, tapi di sisi lain pengetahuannya masih sangat rendah.
BACA JUGA:Sedekah Online Solusi Cerdas untuk Memperkuat Iman dan Menanggulangi Judi Online
BACA JUGA:Sedekah Digital Cara Cerdas Memperkuat Iman dan Menangkal Judi Online!
Kami berharap pendidikan literasi finansial kini masuk Kurikulum Merdeka, bisa cegah judol dikalangan anak, "pungkasnya.