Sejarah Keagungan Masjid Quba: Tempat Ibadah Pertama yang Dibangun oleh Rasulullah SAW, Ini Pesonanya!

Selasa 19 Mar 2024 - 17:14 WIB
Reporter : Tommy
Editor : Novis

MADINAH, SUMATERAEKSPRES.ID - Masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Islam, tetapi juga sebagai tempat untuk mempersatukan umat dan merundingkan masalah-masalah penting.

Dalam masa kenabian Rasulullah SAW, Masjid Quba muncul sebagai contoh penting dalam perkembangan peradaban Islam.

Dibangun pada tanggal 8 Rabiul Awwal atau 23 September 622 M, Masjid Quba merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW setelah hijrah dari Mekah ke Madinah.

Proses pembangunan dimulai dengan penempatan batu pertama oleh Rasulullah SAW, dilanjutkan oleh Abu Bakar, Umar, Utsman, dan para sahabat hingga selesai.

BACA JUGA:Luar Biasa, Masjid Jogokariyan Yogyakarta Siapkan 3.500 Porsi Buka Gratis Setiap Hari

BACA JUGA:3 Masjid Bersejarah yang Ada di Kota Palembang, Cocok juga Jadi Tempat Ibadah Selama Puasa Ramadan

Dibangun di atas tanah seluas 1.200 meter persegi yang diberikan oleh keluarga Kalsum bin Hadam dari kabillah Amir bin Auf, Masjid Quba terletak sekitar 3 kilometer di selatan pinggiran Yatsrib, Madinah.

Meskipun sederhana, masjid ini memenuhi syarat-syarat pendirian masjid dan menjadi contoh bagi masjid-masjid modern.

Menurut Dr. Gandhi Liyorba Indra, S.Ag., M.Ag, dalam bukunya "Pasang Surut Peradaban dalam Lintas Sejarah Kajian Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik hingga Kontemporer", Masjid Quba memiliki ruang berbentuk persegi empat dengan dinding yang mengelilingi.

Di sebelah utara, terdapat serambi tempat sholat bertiang pohon kurma, dan di tengah ruang terbuka, terdapat sumur untuk berwudhu yang senantiasa terjaga kebersihannya.

BACA JUGA:Bersiaplah! Pendaftaran Taruna Akademi TNI 2024 Telah Dibuka, Simak Persyaratannya!

BACA JUGA:Pendekatan Hati ke Hati, Kapolda Sumsel Kunjungi Puluhan Remaja Terjaring Razia ke Panti Sosial Rehabilitasi

Masjid Quba memiliki 19 pintu, dengan 3 pintu utama yang menjadi tempat masuk jemaah, dua untuk laki-laki dan satu untuk perempuan.

Di dalam masjid juga terdapat ruang untuk belajar mengajar. Saat peralihan arah kiblat, masjid ini direkonstruksi menghadap ke Masjidil Haram di Makkah.

Sejak awal abad ke-20, masjid ini mengalami perluasan yang signifikan.

Kategori :