Kemudian, wilayah barat dan selatan Banten, utara Jawa Tengah, utara Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Merauke. Ada pula potensi gelombang tinggi dan banjir pesisir yang diakibatkan oleh gelombang alun atau swell dari bibit siklon tropis. “Berdasarkan pengamatan, terpantau potensi di sepanjang pesisir selatan Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa hingga Pulau Sumba serta Pulau Sabu, Pulau Rote - Kupang," bebernya.
Di sisi lain, pemerintah terus berupaya menangani sejumlah bencana hidrometeorologi. Salah satunya, bencana banjir dan longsor yang terjadi di Sumatera Barat. Ada sekitar 1.609 unit rumah dinyatakan rusak ringan dan sedang. Sementara, 40 unit rumah rusak berat. Kemudian terdapat 24 ribu lebih unit rumah terendam dan tiga unit rumah hanyut.
Akibatnya, 86 ribu lebih jiwa atau 28.925 KK yang terdampak dari bencana ini. Saat ini, warga yang terdampak sebagian besar masih mengungsi di rumah sanak saudaranya masing-masing. Sekretaris Utama BNPB Rustian menyampaikan, hingga kemarin, ada 28 korban meninggal dunia imbas bencana tersebut. Sementara, untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi, telah dilakukan oleh Kemensos bersama BNPB didukung kementerian dan lembaga terkait.
Sebagai dukungan upaya percepatan penanganan darurat bencana hidrometeorologi yang melanda wilayah Sumatera Barat ini, kata dia, BNPB memberikan dukungan operasional Dana Siap Pakai dengan total 1,75 miliar. DSP ini dapat digunakan sebagai operasional maupun hal lain yang bersifat kedaruratan. Seperti pembelian perabotan perumahan warga seperti kompor, gas, beras, dan lain sebagainya. (zul/*)