SUMATERAEKSPRES.ID-Di wilayah perbatasan Kota Palembang dengan Kabupaten Ogan Ilir (OI), berdiri sebuah warung pecel lele sederhana.
Siang hari, tempat di dekat gerbang tol Pemulutan itu menjelma menjadi taman kanak-kanak Aquran. Ustadz Samsul Arifin, seorang pria berusia 60 tahun lah pengajarnya.
Dengan mengendarai sepeda motornya, ustadz Samsul menyusuri jalan lintas yang ramai. Terik matahari tak menghalangi niatnya untuk menuju pondok sederhana itu.
Saat sepeda motornya mendekat, anak – anak yang belajar mengaji dengannya menyambut kedatangan ustadz Samsul dengan riang gembira.
BACA JUGA:8 Tips Menjadi Guru Idola bagi Murid
BACA JUGA:Catat ! Ini 15 Nama - Nama Guru Ternama yang Ada di Indonesia
Mereka memang sudah menantikan sang guru, yang saban hari berbagi ilmu agama. Di kios warung pecel lele yang sederhana itulah, sebuah oase ilmu tercipta.
Ustadz Samsul sendiri dengan penuh semangat membimbing anak-anak belajar mengaji. Dia masih menganut falsafah lama, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.
Tanpa pamrih. Dia mendedikasikan hidupnya untuk mencerdaskan anak-anak di pinggiran kota, yang lokasinya jauh dari masjid atau musala.
Di awal dia mengetahui kondisi itu, langsung tergerak hatinya untuk mendirikan taman kanak-kanak Alquran di dekat gerbang tol Pemulutan tersebut.
BACA JUGA:Anda Seorang Guru ? Ini 8 Cara membentuk Karakter Siswa
BACA JUGA:Ingin Ikut Program Guru Penggerak, Ini Manfaatnya
Dia tidak ingin karena minimnya akses pendidikan agama di daerah terpencil itu menjadinak anak-anak generasi penerus bangsa di sana buta Alquran.
Setiap pagi, sebelum berangkat ke lokasi itu untuk mengajar mengaji, Ustadz Samsul akan bekerja dulu. Dia melakoni profesi sebagai tukang ojek, antar jemput anak sekolah.
Barulah siangnya, dia akan mampir ke warung itu, untuk mengajar ngaji. Tak kenal lelah. Tak juga mengeluh dengan keadaan.
Keterbatasan tempat tak menyurutkan semangat belajar anak-anak di sana. Kios pecel lele yang sederhana disulap menjadi ruang kelas yang penuh keceriaan.
BACA JUGA:6 Cara Membuat Anak Pintar Mengaji Sejak Dini, Simak Bund!
Suara merdu anak-anak membaca kalam Alquran bergema di antara aroma gorengan yang sedap menggugah selera.
Ustadz Samsul tidak pernah meminta bayaran. Ia mengajar dengan ikhlas, demi menebar benih-benih kebaikan di hati anak-anak yang ia ajari.
Namun, para orang tua anak-anak itu juga bukan tanpa hati dan perasaan. Sesekali mereka memberikan infaq kepada sang ustadz. Itu pun semampu mereka.
Bukan soal jumlah dan nilai. Tapi sebagai bentuk apresiasi dan dedikasi ustadz Samsul karena telah mengajari anak-anak mereka baca tulis Alquran.
BACA JUGA:Melihat Lebih Dekat Perajin Cendera mata Kaligrafi di Alquran Al Akbar Palembang
BACA JUGA:Mengenal 7 Irama Baca Alquran yang Bisa Dipelajari dan Diamalkan, Yuk Praktekin!
Tak terasa, hingga saat ini aktifitas dakwah yang dilakukan ustadz Samsul sudah masuk 10 tahun ini. Bukan waktu yang singkat.
Saat ini ada 35 anak yang ia bina. Aktivitas di sana mulai pukul 14.00 hingga selesai. Kisah inspiratif ustadz Samsul Arifin adalah bukti. Bahwa dakwah tak mengenal batas ruang dan waktu.
Di tengah keterbatasan, semangat ustadz Samsul untuk mencerdaskan generasi muda tak pernah padam.
Ia layak menjadi teladan bagi kita semua. Bahwa ketulusan dan keikhlasan adalah kunci utama dalam menyebarkan cahaya ilmu.
BACA JUGA:Tiap Desa Wajib Miliki Hafiz Quran
BACA JUGA:Dosen ‘Hafiz Quran’ Itu Telah Pergi
Semoga Dakwah Ustad Samsul Arifin terus bersemi dan membawa Cahaya ilmu bagi generasi penerus bangsa. Mari dukung perjuangan dakwah Ustad Samsul Arifin
LAZISMU Palembang membuka layanan informasi dan donasi untuk membantu dakwah Program Guru Ngaji.
“Caranya hubungi 0812 7166 0008 atau salurkan donasi bapak ibu ke nomor rekening 810-09-55555 Bank Sumsel Babel Syariah a.n Infaq Lazismu PLG,” kata Wakil Ketua Lazismu Palembang, Andiwijaya.
Dengan berdonasi, kita bisa membantu usaha dan perjuangan ustada Samsul Arifin serta para guru lainnya dalam mencerdaskan generasi muda dan menebar cahaya ilmu serta kebaikan. (andiwjaya/tha/*)