Melihat Lebih Dekat Perajin Cendera mata Kaligrafi di Alquran Al Akbar Palembang
BIKIN PESANAN : Fadli menuliskan kaligrafi pesanan para pengunjung Museum Bayt Alquran Al Akbar Palembang. FOTO: AGUUSTINA/SUMEKS--
SUMATERAEKSPRES.ID - Wisata religi Museum Bayt Alquran Al Akbar Palembang tak hanya menarik dengan suguhan lembaran ayat-ayat Alquran ukuran besar yang diukir di atas kayu ketinggian 177 cm, lebar 140 cm, dan tebal kayu 2,5 cm, tapi kehadiran perajin kaligrafi di sana juga memantik perhatian.
KETIKA berkunjung ke Museum Bayt Alquran Al Akbar, pengunjung tak sekadar melihat Alquran raksasa, tetapi juga pulangnya bisa membawa cendera mata atau kenang-kenangan yaitu ukiran kaligrafi yang ditulis langsung perajin di lokasi wisata religi ini.
BACA JUGA:Revitalisasi Masjid dan Bayt Al Quran
BACA JUGA:Nuzulul Quran, Hidupkan Tilawah dan Interaksi dengan Al Quran
Perajin cendera mata kaligrafi di Museum Bayt Alquran Al Akbar itu bernama Fadli. Saat koran ini berkunjung, ia nampak luwes menggoreskan huruf-huruf Arab dan merangkai nama ataupun tulisan-tulisan singkat sesuai permintaan pengunjung yang membeli cendera mata ukiran kaligrafi yang dibuat langsung itu di sana.
Medianya cukup sederhana, selembar kertas karton yang sudah bercorak khas Museum Bayt Alquran Al Akbar dan bagian tengahnya kosong. Di sana ditulis kaligrafi menggunakan spidol yang sudah dipotong ujungnya agar dapat kemiringan yang pas dalam menulis kaligrafi.
Sepasang kursi dan meja menjadi tempat Fadli mengerjakan tulisan kaligrafi yang dipesan pengunjung. Keluwesannya menulis kaligrafi terlihat begitu menakjubkan, karena tidak butuh waktu lama baginya menyelesaikan satu pesanan. "Tamu yang berkunjung ke sini dapat membawa pulang cendera mata berupa tulisan nama di kaligrafi," sampainya.
Bagi pengunjung yang membeli cendera mata ini, harga yang dibanderol pengelola pun tidak terlalu tinggi. "Ini per lembarnya cuma Rp15 ribu. Untuk tulisannya bisa nama yang bersangkutan, selawat, Allahu Akbar, dan lain-lain. Umumnya kalimat atau kata-kata tidak terlalu panjang," jelasnya.
Peminat cendera mata ini terbilang cukup banyak. Dalam satu hari, jika pengunjung museum sedang ramai bisa mencapai 70-an pemesan. Apalagi pengunjung yang membeli cendera mata tak perlu lama menunggu hasilnya. Sebab, dalam satu kali pengerjaan kaligrafi hanya butuh hitungan beberapa menit saja.
"Satu menit selesai, kecuali namanya panjang butuh waktu 2-3 menit. Misal kalau namanya Muhammad Rafiq itu hanya butuh waktu 1-2 menit saja," sebutnya. Selain itu, penulisan nama atau pesanan tulisan yang diminta pengunjung juga dapat ditulis dalam kaligrafi, tidak perlu khawatir misal namanya Indonesia, Korea, ataupun lainnya.
"Semua nama bisa ditulis, bukan nama Arab saja, tapi nama Indonesia, Korea, Jepang itu semua masih bisa ditulis dalam kaligrafi. Karena tulisan Arab ini masih dapat dibaca dengan nama Indonesia, Arab Melayu seperti itu," jelasnya.
Fadli sendiri punya keahlian menulis kaligrafi karena pernah belajar di pondok pesantren. "Alhamdulillah ada namanya materi pelajaran khot," katanya. Pembelajaran kaligrafi susah-susah gampang, karena sepertinya gampang tapi sebenarnya susah penerapannya.
BACA JUGA:5 Wisata Religi Tempat Ziarah yang Penuh Sejarah dan Kebudayaan
BACA JUGA:13 Wisata Religi Paling Favorit di Palembang, Pas Banget Buat Healing dan Auto Nambah Iman!