SUMATERAEKSPRES.ID - National Aeronautics and Space Administration (NASA) baru-baru ini mengumumkan banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) di Jet Propulsion Laboratory (JPL) di California.
Sebanyak 530 orang, atau 8% dari total pegawai terkena PHK. PHK tersebut akibat ketidakpastian anggaran termasuk misi ke Mars.
Selain itu, JPL pun putus kontrak dengan 40 kontraktor dan melepas 100 kontraktor lain.
Selain itu, karena masalah anggaran, JPL telah menghentikan retensi (rekrut) karyawan beberapa bulan sebelumnya.
BACA JUGA:Harga Avtur Turun, Kok Tiket Pesawat Masih Mahal? Ini Penjelasan Lengkap dari KPPU dan Pertamina
BACA JUGA:Israel Siap Serbu Rafah, Hamas Beri Peringatan Keras Soal Nasib Sandera
Seperti dikutip Gizmodo, NASA menyatakan, setelah mencoba segala cara untuk menyesuaikan diri dengan anggaran yang lebih rendah dari NASA dan tanpa pengesahan anggaran baru oleh Kongres maka pihaknya harus mengambil keputusan kesulitan sulit untuk mengurangi karyawan JPL melalui PHK.
PHK tersebut berdampak kepada seluruh area baik teknis maupun pendukung. Penyesuaian ini tampaknya perlu dilakukan agar dapat menyelesaikan alokasi anggaran baru dan terus bekerja untuk NASA dan negara.
Sampai saat ini, kongres AS belum membuat keputusan tentang jumlah dana yang akan diberikan kepada NASA pada tahun 2024.
Salah satu contohnya adalah dana sebesar US$ 300 juta untuk misi Mars Sample Return (MSR), yang merupakan pengiriman pesawat antariksa nirawak yang akan mendarat di Mars pada tahun 2028.
BACA JUGA:Bagaimana Rasanya Tinggal di ISS, Barang Termahal di Dunia yang Berharga Fantastis
BACA JUGA:Baru Tau, Ternyata Fakta Siklus Hidup Laron Sungguh Tragis
Selain itu, ada kemungkinan pesawat tersebut akan kembali ke Bumi dengan membawa sampel tanah dari Mars.
NASA menetapkan anggaran total US$ 950 juta untuk tahun 2024.
Direktur JPL Laurie Leshin menyatakan, "Meskipun kami belum mendapatkan kepastian tentang anggaran MSR, kami kini berada di posisi harus mengurangi belanja kami dengan signifikan."