Mengingat Islam masuk ke wilayah Kedatuan Sriwijaya di abad ke 6-7 di masa Muawiyah I sahabat sekaligus Paman Nabi Saw, yang dibuktikan dengan surat Raja Sriwijaya ke II Sri Indrawarman yang sudah memeluk Islam dan meminta Muawiyah I dan Umar Abdul Azis untuk mengirimkan ulama ke Sriwijaya untuk mengajarkan Islam di abat ke 6-7 masehi.
Dalam kitab Sulalatus Salatin menjelaskan, asal usul Bangsa Melayu Muda. Disebutkan dalam kitab itu, "Ada sebuah negeri di tanah Andalas, Palembang namanya, Demang Lebar Daun nama rajanya. Asalnya daripada anak cucu Raja Syulan juga (yang masih kerabat, red).
Muara Tatang nama sungainya. Maka di hulu Muara Tatang itu ada sebuah sungai, Melayu namanya. Dalam sungai itu ada sebuah bukit, Seguntang Mahameru namanya."
Itulah awal kisah mengenai asal-muasal nenek moyang raja Melayu muda dalam buku sejarah Melayu, Sulalat al-Salatin atau Sulalatus Salatin di bait Penurunan Segala Raja-raja, karya Perdana Menteri Kesultanan Johor Tun Sri Lanang (1612).
Dalam buku itu, Siguntang Mahameru atau Bukit Siguntang di kota Palembang. Menjadi lokasi penting, titik awal mula bangsa Melayu Muda sebelum menyebar ke seluruh Sumatera, Kalimantan, laos, kamboja, vietnam, thailand, hingga Semenanjung Malaysia.
Di bukit Siguntang mahameru, tiga orang anak raja Sulan, berikrar, yakni Nila Utama, Krisna pandita dan Nila pahlawan. Lalu ketiganya menikahi putri penduduk lokal dari kerabatnya.
Ketiga pangeran ini, sengaja dikirim Raja Sulan, untuk menghindari perperangan dengan bangsa mongol yang sudah menyerang kerajaan mereka di adaman di era 1206-1290, saat itu tanah Hind, India di kuasai Dinasti Mamluk atau kesultanan Delhi yang juga sudah meneluk islam.
Ketiga pangeran ini mencari kerabat mereka yang sudah lebih dulu di kota Palembang, ibu kota Sriwijya yang kemungkinan sudah ada sejak lama.
BACA JUGA:WOW! Ternyata di Sumatera Ada Sekolah Internasional Pertama di Indonesia, Ini Sejarahnya
Menginggat, sejak era Sri Indrawarman raja Sriwijaya ke II, terjadi alkulturasi besar besaran agama islam di bumi sriwijaya.
Usai peristiwa ikrar besar di Bukit Seguntang itu, Kerajaan Melayu pun secara resmi berdiri dan mulai menguat seiring menurunnya pengaruh sriwijaya akibat serangan sejumlah pihak, di hampir seluruh wilayah yang dahulu pernah dikuasai Sriwijaya.
Setelah wafat, Nila Utama digantikan oleh anaknya Sang Nila Utama. Raja yang bergelar Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa ini lalu memindahkan ibu kota Melayu ke Tumasik yang sekarang kita kenal dengan nama Singapura.
Selanjutnya, cucu Sang Nila Utama yang bernama Parameswara, memindahkan ibu kota ke Malaka. Ia lalu berganti nama menjadi Iskandar Syah. Negeri yang dibentuknya itu juga berganti nama menjadi Kesultanan Malaka dan tetap dianggap sebagai penguasa Kerajaan Melayu.
Suku melayu Muda, merupakan turunan langsung dari suku austronesia yang menuturkan bahasa melayik atau melayu Purba. Dan mereka dikenal khas sangat memegang teguh agama Islam, jadi ada istilah setiap jengkal tanah Melayu pasti tanah Muslim.
Mungkin sekian dulu sobat pembahasanya, lain kali kita sambung lagi. Semoga bermanfaat, dan bisa memberikan faedah, wasalam.