SUMATERAEKSPRES.ID - Lontong Cap Go Meh, lebih dari sekadar hidangan, ia adalah warisan budaya, simbol keberuntungan, dan kelezatan yang merayakan keharmonisan keluarga saat Hari Raya Imlek.
Kaya akan makna, lontong ini menjadi pusat perhatian dalam tradisi masyarakat Tionghoa.
Di balik rasanya yang lezat, tersimpan resep spesial yang menjadi daya tarik bagi banyak orang.
Proses kreasi Lontong Cap Go Meh ini tidak sekadar memasak; itu adalah perjalanan mengolah bahan-bahan yang dipilih dengan cermat, seperti labu siam yang segar, cabai rawit yang memberikan sensasi pedas, dan santan yang melibatkan unsur kekayaan rasa.
BACA JUGA:Fhang Sheng: Ritual Melepaskan Burung di Pulau Kemaro yang Penuh Makna
BACA JUGA:Tidak Lengkap Imlek tanpa Kue Keranjang, Begini Filosofinya
Bahan-bahan ini diolah dalam lodeh labu siam yang melibatkan labu siam, daun salam, lengkuas, santan, cabai rawit, dan minyak goreng.
Bumbu halusnya pun tak kalah menarik, dengan campuran cabai merah besar, bawang merah, bawang putih, garam, dan gula pasir yang memberikan sentuhan sempurna pada cita rasa.
Bahkan dalam pembuatan bubuk kedelai, kesempurnaan tetap dijaga.
Biji kedelai direndam semalaman, dicuci, dan tiriskan sebelum disangrai bersama daun jeruk purut hingga matang.
BACA JUGA:15 Tradisi Khas Imlek, Nomor 6 Sangat Dinanti-nanti Lho
BACA JUGA:Sejarah dan Asal Usul Kata Barongsai, Gabungan 5 Elemen Mahkluk, Nomor 4 Diluar Nalar
Proses selanjutnya adalah penggilingan dengan garam dan gula pasir untuk menghasilkan bubuk kedelai halus, bebas dari ampas yang mengganggu.
Langkah demi langkah dalam menciptakan Lontong Cap Go Meh ini menjadi tarian rasa dan aroma yang memikat.
Tumisan bumbu halus hingga harum, lalu menyatukan labu siam, daun salam, dan lengkuas dalam keharmonisan santan yang mengental.