https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Penyedia Harus Siap Modal Ratusan Juta, Invoice Program MBG Ditagihkan 2 Minggu Sekali

MBG LAHAT: Ompreng makan bergizi gratis (MBG) yang siap dibagikan kepada pelajar di Kabupaten Lahat, sebelum bulan Ramadan 1446 H lalu. FOTO: AGUSTRIAWAN/SUMEKS--

SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tahun ini (2025) ditarget menjangkau 19,5 juta pelajar dan ibu hamil. Pemerintah pusat siapkan anggaran Rp71 triliun.

Dana itu untuk membeli sekitar 6,7 juta ton beras, 1,2 juta ton ayam, 500.000 ton daging sapi, 1 juta ton ikan, sayur dan buah, serta 4 juta kiloliter susu. 

BACA JUGA:Dapur Jihanna Hadapi Tantangan Modal Besar di Program Makan Bergizi Gratis Lahat

BACA JUGA:Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Tetap Ada Selama Ramadhan dengan Menu Berbeda

Untuk mencapai target itu, tentu dibutuhkan lebih banyak mitra. Dalam hal ini pelaku usaha katering yang berpengalaman dan berkompeten untuk menyediakan MBG tiap hari dalam jumlah banyak. Ternyata, tidak mudah menjadi mitra program MBG ini.

Ellis, pemilik Dapur Jihanna di Kabupaten Lahat yang kini bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional untuk menjalankan program MBG mengungkapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai mitra. Mulai kesiapan dana, sarana dan prasarana, hingga tempat usaha dan dapur.

Dia awalnya mengira program ini hanya seperti usaha katering biasa. "Ternyata banyak hal yang wajib dipersiapkan. Sehingga saat memulai usaha ini, kami cukup waswas dan repot. Tapi alhamdulillah, kami masih tetap bekerja sama," ungkapnya, kemarin (5/4).

Di Kabupaten Lahat, program ini mencakup pengadaan makanan untuk 9 sekolah, dari TK hingga SMA. Tiap hari, Dapur Jihanna harus mampu memasak 3.000-3.500 porsi paket makanan yang sudah ditentukan.

Menurut Ellis, pembayaran untuk pengadaan MBG ini tidak mengalami kendala. Tapi dilakukan melalui yayasan di Palembang. “Pembayaran setiap dua minggu sekali,” ucap dia.

Dengan kata lain, Ellis harus menyiapkan dana terlebih dahulu sebelum pembayaran tiap dua minggu cair. "Untuk satu hari saja, dana yang perlu disiapkan bisa mencapai Rp30 juta.

Jadi, selama 14 hari, sekitar Rp420 juta. Ditambah biaya lainnya, bisa mencapai Rp500 juta," beber dia. Biaya tersebut sudah mencakup bahan makanan serta gaji karyawan dan biaya operasional lainnya.

Karena besarnya modal yang dibutuhkan, Ellis berharap ada dana talangan dari pemerintah pusat untuk meringankan biaya pengeluaran.

"Wacananya ada dana talangan dari pusat, tapi belum tahu kapan pencairannya. Sekarang setiap dua minggu kami mengirimkan invoice untuk diproses," tambahnya.

Untuk manajemen dapur dan kualitas makanan, Dapur Jihana menjaga kebersihan dan kesehatan makanan dengan bantuan ahli gizi dari BGN serta petugas katering yang terlatih.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan