PALEMBANG,SUMATERAEKSPRES.ID - Utang pemerintah yang telah mencapai lebih Rp8.000 triliun, diklaim Kementerian Keuangan (Kemenkeu) masih aman.
Sebab menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto, utang tak bisa dilihat dari sisi jumlahnya saja."Tentu kita tidak sekedar melihat nominalnya," ungkap Suminto dalam dalam konferensi pers APBN Kita Desember 2023, Selasa, 2 Januari 2024.
Kata dia, utang pemerintah saat ini telah mencapai Rp8.041 triliun per November 2023. Namun, apabila dilihat dari berbagai indikator dan rasio, jumlah itu masih sangat aman.
Malah disebutnya, kondisi utang pemerintah saat ini malah lebih baik dari masa sebelumnya. "Kalau kita lihat berbagai indikator, risiko utang kita itu lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya," terangnya.
BACA JUGA:Satgas PASTI Blokir 22 Entitas Keuangan Ilegal
BACA JUGA:Berikut Nasib Pemilik Shio Kambing Pada 2024, Asmaranya Oke, Gimana Karir dan Keuangan?
Dia mencontohkan apabila menggunakan hitungan rasio hutang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau debt to GDP ratio, utang Indonesia mengalami perbaikan signifikan.
Per akhir November 2023, kata dia, debt to GDP ratio utang RI adalah 38,11 persen. Rasio itu lebih baik dari posisi Desember 2022 yang mencapai 39,7 persen.
"Demikian juga turun dari puncak debt to GDP di tengah pandemi pada posisi Desember 2021 sebesar 40,7 persen. Jadi sekali lagi dari debt to GDP ratio per November itu alami penurunan," tukasnya.
Jumlah utang Indonesia itu juga masih aman apabila menggunakan perhitungan currency risk. Proporsi utang Indonesia dalam bentuk valuta asing terus turun. Sebelum jumlah utang RI dalam valas berjumlah 37,9 persen. Bahkan 41 pesen pada 2018.
BACA JUGA:Pulihkan Keuangan Negara Rp18,8 M, Hampir 2 Kali Lipat Dari Tahun Lalu
BACA JUGA:Kesalahan Pengelolaan Keuangan Dapat Mempengaruhi Masa Depan Finansial
Sementara untuk November 2023, utang pemerintah dalam bentuk mata uang asing hanya 27,5 persen. Suminto mengatakan utang pemerintah RI juga masih aman apabila menggunakan banyak indikator lainnya.
Rata-rata tenor dari utang pemerintah juga cukup panjang yakni sekitar 8,1 tahun. Demikian pula dari sisi market risk yang lain risiko suku bunga, mayoritas utang pemerintah sekitar 82 persen.
“Juga fix rate sehingga tidak terlalu sensitif terhadap gerakan suku bunga yang ada di market," tutur Suminto.