GAZA,SUMATERAEKSPRES.ID-Kondisi di Kota Gaza makin memprihatinkan. Badan PBB untuk Pengungsi (UNRWA) khawatir warga Gaza sedang bergulat dengan bencana kelaparan.
Sebanyak 40 persen populasi penduduk di sana saat ini kekurangan pangan. Dibutuhkan lebih banyak bantuan agar situasi di Gaza tidak semakin parah.
’’Setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan hidup, mencari makanan dan air. Satu-satunya harapan yang tersisa adalah gencatan senjata kemanusiaan,’’ ujar Direktur Urusan UNRWA di Gaza Thomas White, seperti dikutip The Guardian.
Dia menambahkan, jumlah rata-rata orang di tempat penampungan UNRWA lebih dari 12 ribu. Itu empat kali lipat dari kapasitas.
BACA JUGA:Serahkan Bantuan Rp360 Juta untuk Palestina
BACA JUGA:Usir Warga Gaza dari Kamp Pengungsian, Israel Tebar Ayat Alquran dari Helikopter
’’Makanannya tidak cukup,’’ tambah White, mengacu bantuan pangan yang mereka salurkan. Israel berusaha cuci tangan dengan situasi yang terjadi di Gaza.
Juru bicara Pemerintah Israel Eylon Levy menuduh PBB gagal memberikan bantuan kepada warga sipil di Gaza. Dia mengklaim bahwa Hamas membajak bantuan dan UNRWA menutupinya.
Padahal, Israel-lah yang membatasi bantuan yang masuk ke Gaza dan melakukan pemeriksaan superketat sehingga pengiriman terhambat.
Israel memblokade Jalur Gaza sepenuhnya dan kerap memutus utilitas serta komunikasi di wilayah tersebut.
BACA JUGA:SEDIH, RS Indonesia di Gaza Hancur oleh Zionis Israel. Indonesia Segera Kirim Kapal Ruman Sakit
Presiden Prancis Emmanuel Macron menghubungi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu via telepon. Dia menegaskan perlunya gencatan dalam jangka panjang di Gaza.
Dia merasa prihatin dengan tingginya angka kematian warga sipil. Hingga kemarin, sebanyak 21.320 warga Palestina tewas dan 55.603 terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.
Di sisi lain, Netanyahu masih ingin perang berlangsung. Macron juga menekankan pentingnya mengakhiri kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga sipil Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Tapi, permintaan itu tidak mudah. Sebab, militer Israel sendiri juga melakukan kekerasan di Tepi Barat dan intensitasnya meningkat belakangan ini.
BACA JUGA:AS Mulai Kesal dengan Israel. Bantuan Kemanusiaan Terhenti
Kemarin Israel menyerbu Ramallah, al-Bireh, Hebron, Halhul, Nablus, Jenin, Tulkarem, dan Jericho di Tepi Barat.
Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) dalam laporannya kemarin menyesalkan kemerosotan di wilayah pendudukan Tepi Barat.