Alasan subjektif kedua, menurut Qodari, terkait dengan potensi kemenangan pasangan Prabowo-Gibran dalam satu putaran, yang tercermin dari tren survei elektabilitas pasangan tersebut yang terus naik.
Qodari memprediksi bahwa jika tren ini berlanjut, pasangan Prabowo-Gibran dapat memenangkan Pilpres 2024 dengan satu putaran.
"Subjektif yang kedua, bahwasanya kemudian kita dengan subjektif berdasarkan hasil survei. Subjektif yang tidak subjektif karena didasarkan pada data-data survei," katanya.
Qodari menyimpulkan, "Karena survei terakhir awal Desember itu angkanya menunjukkan up tren bagi Prabowo Gibran terus naik. Kalau proyeksi saya awal Oktober Prabowo 35 persen, awal November dengan Gibran jadi 40 persen, kemudian awal Desember ini menjadi 45 persen. Kalau linear awal Januari itu sudah 50 persen tuh, tembus kemudian pada awal Februari itu nanti akan 55 persen, dan pada pertengahan Februari itu angkanya harusnya kalau linear 57,5.”
BACA JUGA:TKD Sumsel Optimis Prabowo-Gibran Raih Suara Terbanyak di Lahat, Ini Strateginya
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Anggawira menyatakan bahwa Pilpres sekali putaran dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
“Satu putaran ini bisa jadi salah satu hal positif untuk mengakselerasi program-program yang ada. Itu jadi harapan kami. Tren pertumbuhan ekonomi di 5% bisa makin tinggi jika uang beredar makin besar," ujar Anggawira, menilai bahwa pelaksanaan satu putaran juga dapat mempercepat program-program pemerintah yang sedang berjalan.