Selain pameran, ajang ini sebagai sarana business matching antara UMKM Indonesia dengan konsumen luar negeri. Dengan begitu, pelaku UMKM punya peluang menjajal ekspor ke berbagai negara. Sejak digelar 2019, lanjut Sunarso, nilai kesepakatan business matching terus bertambah. Tahun 2019 baru sebesar US$ 33,5 juta, naik 2020 menjadi US$ 57,5 juta, 2021 sebesar US$ 72,1 juta. Kendati pandemi Covid-19 saat itu, nilainya tetap meningkat. Di 2022 US$ 76,7 juta dan 2023 ditarget nilai kontrak sebesar US$ 80 juta.
“Tak hanya sebagai economic value creation, program ini perwujudan BRI meningkatkan social value creation yang mendorong kemajuan, peningkatan kapabilitas, serta kualitas UMKM negeri,” sebut Sunarso.
Di kesempatan yang sama, Presiden RI, Joko Widodo mengapresiasi komitmen BRI yang terus mendorong pemberdayaan dan pendampingan UMKM di Indonesia. Mengingat UMKM merupakan penggerak utama perekonomian nasional. Kontribusinya terhadap PDB (product domestic bruto) mencapai 61 persen. Total saat ini ada sekitar 65,4 juta UMKM di Indonesia, menyerap 97 persen atau 117 juta pekerja dunia usaha.
“Saya menghargai dan mengapresiasi event UMKM EXPO(RT), karena Bank BRI mengurasi produk dengan sangat baik, punya kemasan dan branding, serta paling penting mempertemukan UMKM dengan para buyer asing,” ungkapnya. Presiden menekankan bahwa UMKM harus naik kelas, go digital, dan go internasional.
Menteri BUMN RI, Erick Thohir menambahkan BRI sukses memutar roda perekonomian secara keseluruhan. “Sebagai Bank BUMN, BRI berhasil membentuk ekosistem bagi UMKM, baik dari sisi pendanaan, akses pasar, dan pendampingan. Apalagi UMKM prioritas Pemerintah memacu pertumbuhan ekonomi nasional, dan bank ini menciptakan ekosistem itu dengan tujuan utama supaya ekonomi cepat bertumbuh,” jelas Erick. (fad)