PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pentingkah seorang anak melakukan tes IQ? Apa saja yang dilakukan saat anak mengikuti tes ini? Intan, ibu dua anak ini mengaku bingung. Saat anaknya duduk di bangku kelas 2 SD, pihak sekolah menganjurkan anaknya mengikuti tes IQ.
BACA JUGA:Hati-Hati Bersikap Depan Anak, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Kak Seto Hibur Anak-anak Muara Enim
‘’Saya bingung untuk apa tes tersebut. Karena belum paham, saat itu, saya tak mengikutkan sang anak tes IQ, apalagi pihak sekolah tak mewajibkan hanya menganjurkan,’’ ujarnya. Apakah sebenarnya tes IQ? Tes Intelligence Quotient alias tes IQ merupakan tes intelegensi pertama yang digunakan dan diakui sejak awal abad ke-20 hingga hari ini.
‘’Tes IQ merupakan tes untuk mengetahui kapasitas inteligensi seseorang. Alat tes inteligensi pun sekarang sudah banyak. Namun perlu cermat karena tidak semua alat tes inteligensi yang digunakan merupakan alat tes yang baku dan memiliki validitas dan realibilitas memadai,’’ jelas Devi Delia, MPSi, psikolog anak RS Charitas Palembang.
BACA JUGA:Pernah Gagal Tes IPDN, Pj Walikota Palembang Ratu Dewa Kini Terima Tanda Kehormatan, Ini Alasannya
Lewat pengetesan inteligensi, lanjutnya, dapat diketahui kondisi seorang anak. Misalnya, saat seorang anak alami permasalahan akademis di sekolah. "Maka lewat tes IQ, kita dapat mengetahui, apakah memang karena IQ yang kurang, yang membuat anak alami kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang ada,"jelasnya.
Dikatakan, jika tak ada masalah dengan IQ anak, artinya ada faktor lain selain IQ yang membuat anak alami permasalahan akademis. "Bahkan, dengan alat tes inteligensi tertentu, kita dapat mengenali sikap kerja serta kepribadian seseorang. Dengan mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki lewat tes IQ, maka kita pun dapat mengoptimalkan potensi seseorang,"sambungnya.
BACA JUGA:Aksi Cepat Dewa Atasi Potensi Banjir di Palembang, Ini Lokasi yang Dikunjungi
Sementara Andi Ahmad Zikrullah, trainer Parenting mengatakan, mengembangkan bakat anak sejak kecil, sangat penting. ‘’Hal ini tak harus dengan tes IQ terlebih dahulu dalam mengetahui kemampuan anak,’’ ujarnya.
Dikatakan, berbicara tentang fitrah, maka hal tersebut berkaitan juga dengan segala potensi atau bakat yang Allah berikan pada setiap anak sejak ia diciptakan dan dilahirkan ke dunia. "Maka selanjutnya tugas orang tualah yang harus dimainkan dalam menumbuh kebaikan potensinya dengan cara yang benar sejak kecil," terangnya.
Lakukan saja komunikasi dan negosiasi dengan anak. ‘’Orang tua bisa menawarkan hal-hal menarik yang membuatnya kembali ke minat bakatnya semula. Misalnya mengiming-imingi hadiah mainan,’’ ujarnya.
BACA JUGA:Ini Pekerjaan yang Beri Peluang Besar untuk Lulusan Ilmu Komunikasi
Dikatakan, hindari cara pemaksaan dalam mengembangkan bakat anak. ‘’Karena hal itu akan membuat anak semakin tidak suka pada bidang yang diarahkan,’’ ujarnya.
Kecerdasan IQ bukanlah segalanya. Dr Brian Davidson, pendiri Intrinsic Institute Kansas, mengungkapkan dalam mencapai keberhasilan, kemampuan nonkognitif patut dijadikan bekal anak. ‘’Kemampuan nonkognitif yang dimaksud meliputi ketekunan, pantang menyerah, dan kemampuan bangkit dari kegagalan,’’ katanya.
Kemampuan seperti ini tak akan terukur dengan tes IQ mana pun. Jadi, dalam mengembangkan bakat anak, jangan terpaku pada hasil nilai ujian saja, namun tekankan pada proses pembentukan karakter yang dijalani. ‘’Pengembangan bakat disertai penanaman karakter memang akan lebih melekat jika dilakukan sejak usia dini," tandasnya.(nni/)