Jangan Asal-Asalan, Ini Panduan Diet air Putih yang Benar

Minggu 19 Nov 2023 - 21:00 WIB
Reporter : berbagai sumber
Editor : Englia

SUMATERAEKSPRES.ID- Ada berbagai macam diet yang bisa dipilih untuk menurunkan berat badan, salah satunya water fasting alias diet air putih. 

 

Walaupun terlihat sederhana, sebenarnya diet ini cukup sulit untuk dilakukan loh.

 

Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh, menurunkan berat badan juga menjadi salah satu manfaat air putih. 

 

Karena, mencukupi kebutuhan cairan dapat meningkatkan kinerja metabolisme tubuh dalam membakar lemak.

 

Lalu, bagaimana cara diet air putih yang benar agar berat badan cepat turun? 

 

Penasaran, ayo simak penjelasannya di bawah ini.

 

Definisi Diet Air Putih (Water Fasting)

 

Diet air putih atau water fasting adalah diet yang dilakukan dengan tidak mengonsumsi apa pun selain air putih. 

 

Seseorang yang sedang menjalankan diet air putih hanya diperbolehkan minum air putih. 

 

Bahkan, mengonsumsi minuman elektrolit juga tidak dianjurkan.

 

Dengan hanya mengonsumsi air putih, tubuh tidak akan mendapatkan asupan kalori. 

 

Karena, air putih tidak mengandung kalori sama sekali. 

 

Seiring waktu, berat badan tentu akan turun. 

 

Namun, jika dilakukan secara asal atau tidak mengikuti panduan yang tepat, maka jenis diet ini justru dapat menyebabkan kekurangan nutrisi.

 

BACA JUGA:Cara Melakukan Diet Telur Rebus Agar Sukses Pangkas BB

 

BACA JUGA:7 Penyebab Anda Gagal Diet, Nomor 5 Paling Sering Terjadi

 

 

Manfaat Diet Air Putih

 

Jika dilakukan secara tepat, manfaat diet air putih dalam jangka pendek bisa dirasakan secara langsung oleh orang dengan penyakit jantung, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, obesitas (kelebihan berat badan), dan diabetes.

 

Beberapa manfaat dari diet air putih adalah sebagai berikut:

 

-Menurunkan tekanan darah.

 

-Mengurangi risiko penyakit jantung, kanker, dan diabetes.

 

-Membantu proses regenerasi tubuh.

 

-Membantu mengelola stres.

 

 

Amankah Diet Air Putih ?

 

Diet air putih sebenarnya hanya disarankan dalam jangka waktu pendek, yaitu 1–3 hari. 

 

Jika lebih dari itu, tubuh berisiko mengalami beberapa keluhan kesehatan, seperti:

 

Dehidrasi

 

Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kekurangan asupan cairan. 

 

Lantas, bagaimana bisa diet air putih justru menyebabkan dehidrasi?

 

 

Pasalnya, data dari Nutrition Reviews menyebutkan bahwa sebanyak 20–30% asupan air pada tubuh diperoleh dari makanan yang dikonsumsi. 

 

Jadi, jika hanya minum air dan tidak mengonsumsi makanan apa pun, maka risiko dehidrasi tetap ada.

 

BACA JUGA:Cukup Diet Semangka Selama 3 Hari, Ampuh Pangkas BB dan Perut Buncit

 

BACA JUGA:Turunkan BB Secara Permanen, Ini Manfaat hingga Contoh Menu Diet Mayo

 

Kekurangan Nutrisi

 

Diet air putih tidak memperbolehkan konsumsi makanan apa pun, kecuali air putih. 

 

Di sisi lain, air putih tidak hanya bebas kalori, tetapi juga tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, lemak, dan vitamin.

 

Dalam 24 jam saja, diet ini sudah bisa mengurangi kinerja otak menjadi lebih lambat.

 

 Akibatnya, muncul beberapa gejala masalah kesehatan, seperti mudah terkena migrain, sulit berkonsentrasi, kebingungan, mudah emosi, bahkan berhalusinasi.

 

Cara Melakukan Diet Air Putih yang Aman

 

Wajib diingat bahwa program diet air putih tidak untuk dilakukan dalam jangka waktu panjang, melainkan hanya bisa dilakukan selama 24–72 jam atau 1–3 hari saja.

 

Selanjjutnya harus diikuti dengan fase refeeding. 

 

Apabila baru pertama kali dilakukan, maka mulailah dengan persiapan sejak 3–4 hari sebelumnya dengan mengurangi porsi makan secara bertahap.

 

Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai cara diet air putih yang benar dan aman dilakukan.

 

1. Mulai Mengurangi Porsi Makan

 

Sebelum melakukan diet air putih, tetapkan dulu waktu yang pas untuk memulai diet, yakni ketika tubuh sedang tidak memerlukan banyak energi. 

 

Jika sudah menetapkan waktu, mulailah menyiapkan asupan zat gizi dari jauh hari sebelum pelaksanaan diet.

 

Lalu, mulai kurangi porsi makan sedikit demi sedikit selama beberapa hari menjelang diet. 

 

Di fase ini, pastikan tubuh tetap mendapatkan asupan nutrisi yang cukup. 

 

Pilihlah makanan yang juga mengandung banyak energi.

 

Pada hari-hari pertama puasa, cobalah mengonsumsi minuman yang kaya akan nutrisi dan mengenyangkan, seperti smoothie atau jus buah. 

 

Jika sudah mulai terbiasa, barulah laksanakan water fasting tanpa makan apa pun.

 

BACA JUGA:Gaya Hidup Lebih Sehat dengan Diet Clean Eating, Berikut Panduan Menunya

 

BACA JUGA:Jadi Diet Paling Digemari, Ini Panduan Intermittent Fasting bagi Para Newbie

 

 

2. Minum Air Putih saat Merasa Lapar

 

Selama menjalani diet air putih, segera perbanyak konsumsi air putih saat merasa lapar. 

 

Bisa juga dengan membiasakan minum air putih minimal dua jam sekali. 

 

Kebiasaan ini dapat membantu memastikan tubuh mendapatkan asupan di waktu yang tepat.

 

3. Menghindari Aktivitas Fisik Berat

 

Karena selama water fasting tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, maka hindari olahraga yang terlalu berat agar tidak mengalami dehidrasi atau kelelahan. 

 

Melakukan aktivitas fisik yang berat juga cenderung menyebabkan munculnya keinginan untuk minum secara berlebihan.

 

Pasalnya, terlalu banyak minum air putih justru bisa berdampak negatif bagi kesehatan tubuh.

 

Minum air putih secara berlebihan dapat menimbulkan terjadinya overhidrasi dan keracunan air. 

 

Ingat, jangan terlalu memaksakan diri, segera hentikan diet jika merasa sakit atau terlalu lemas.

 

4. Mengenal Makanan Kembali (Refeeding)

 

Setelah menjalani diet air putih, keinginan untuk makan dalam porsi besar harus ditahan dulu. 

 

Jika langsung makan dalam porsi besar setelah hanya minum air putih dapat menyebabkan terjadinya refeeding syndrome.

 

Refeeding syndrome merupakan kondisi yang bisa mengakibatkan gangguan kesehatan fatal karena tubuh mengalami perubahan terlalu cepat dalam keseimbangan kadar cairan dan elektrolit. 

 

Gejala refeeding syndrome dapat bervariasi.

 

Mulai dari gejala ringan hingga berat, seperti mual, muntah, lesu, hingga gangguan pernapasan, gagal jantung, hipotensi, aritmia, delirium, koma, dan kematian. 

 

Itulah mengapa, fase refeeding tidak boleh dilakukan terlalu cepat dan harus dilakukan secara bertahap. (berbagai sumber)

 

 

 

Tags :
Kategori :

Terkait