PALEMBANG - Ketidakpastian ekonomi global telah berdampak pada kondisi perekonomian di tanah air. Hal ini tercermin dari kinerja ekspor barang dan jasa yang mengalami kontraksi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal III/2023 tercatat 4,94 persen. Angka tersebut melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang berada di level 5,17 persen.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan perlambatan ekonomi global ini dipicu oleh tren perlambatan ekonomi terutama dialami Eropa dan Tiongkok.
"Sementara itu, meskipun kinerja ekonomi cenderung menguat, namun kondisi fiskal AS mengalami tekanan signifikan yang memicu gejolak pasar keuangan dengan naiknya yield UST ke rekor tertinggi dalam 1,5 dekade terakhir," kata Sri Mulyani.
Menkeu juga menjelaskan, dinamika perlambatan dan meningkatnya risiko ketidakpastian pasar keuangan global berdampak cukup signifikan pada hampir seluruh negara emerging market atau negara berkembang, termasuk Indonesia. Di pasar keuangan, nilai tukar lokal mengalami tekanan akibat aliran modal keluar baik di pasar saham maupun obligasi.
Menkeu memprediksi, tren perlambatan global diperkirakan berlanjut dan berpotensi menggeret pertumbuhan Kuartal IV kembali berada dibawah 5 persen sehingga secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 berisiko di bawah 5 persen.
"Selain itu, dampak El Nino yang telah mendorong kenaikan inflasi volatile food akibat naiknya harga beras juga perlu diwaspadai," ujarnya.
Untuk merespons kondisi tersebut, Pemerintah RI menerapkan paket kebijakan atau stimulus fiskal untuk stabilisasi ekonomi dan melindungi daya beli masyarakat.
Ada tiga stimulus fiskal Pemerintah yang diterapkan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Pertama penebalan bansos untuk melindungi daya beli masyarakat miskin dan rentan.
Kebijakan ini meliputi Pemberian tambahan bantuan pangan beras sebesar 10 kg per Keluarga Penerima Manfaat (KPM) selama 1 bulan (Desember 2023) dengan sasaran 21,3 juta KPM meliputi Penerima PKH dan/atau Sembako, dengan anggaran sebesar Rp2,67 triliun. Lalu BLT El Nino sebesar Rp200 ribu per bulan, periode November–Desember 2023 dengan sasaran 18,8 juta KPM.
Selanjutnya percepatan penyaluran KUR untuk penguatan UMKM guna menopang pertumbuhan di tengah peningkat an suku bunga. Percepatan penyaluran program KUR tersebut dilakukan melalui weekend banking, sehingga penyerapan penyaluran KUR diharapkan dapat meningkat dan lebih optimal. Ketiga penguatan sektor perumahan, stimulus ini diberikan sebagai bentuk penguatan untuk sektor perumahan dengan pertimbangan efek ganda.
Dukungan untuk rumah komersial diberikan pemberian PPN DTP rumah dengan harga jual paling tinggi Rp 5 miliar. Dukungan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui pemberian Bantuan Biaya Administrasi (BBA) selama 14 bulan dengan nilai bantuan Rp4 juta per rumah. (fad)