GAZA, SUMATERAEKSPRES.ID - Keponakan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, Kapten Yair Edou Netanyahu, diberitakan meninggal dalam sebuah operasi darat di Jalur Gaza.
Berita ini muncul melalui laporan dari media Sputnik yang berbasis di Rusia, seperti yang dikutip oleh Anews dan TurkiyeNewsPaper pada Rabu, 8 November 2023.
Menurut laporan tersebut, Yair disebut kehilangan nyawanya selama konflik sengit dengan Brigade Qassam di Gaza.
Berita ini disebut sebagai kejutan bagi keluarga Netanyahu, meskipun hingga saat ini, pihak Tel-Aviv belum memberikan komentar resmi mengenai kematian Yair.
BACA JUGA:NGERI, Dua Rusa di Rumah Dinas Bupati MURA Mati dengan Kondisi Luka Cakar. Ada Jejak Misterius di Lokasi!
Laporan yang belum dapat diverifikasi ini juga mengklaim bahwa Yair Edou Netanyahu adalah pemimpin dari unit penembak jitu penetrasi Israel selama konflik di Gaza, dan ia dikenal sebagai 'penembak jitu berbahaya'.
Dalam pembaruan terbaru yang dilaporkan oleh Al-Jazeera, diberitakan bahwa sebanyak 10.185 warga Palestina telah kehilangan nyawa dalam serangan Israel.
Sebanyak 10.022 warga Gaza meninggal, sementara 163 orang lainnya tewas di Tepi Barat.
Jumlah warga Palestina yang terluka di Gaza mencapai 25.408, sedangkan di Tepi Barat mencapai 2.100. Israel sendiri mencatat 1.405 kematian dan 5.600 luka-luka.
BACA JUGA:Pria Ini Paling Dicari Militer Israel. Julukannya 'Orang Mati Berjalan'. Ini Sosoknya!
Kebanyakan korban terjadi dalam serangan mendadak oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober.
Dalam pengumuman terbaru, Netanyahu menyatakan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan untuk menghentikan sementara konflik ini.
Dia mengatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan opsi "jeda kecil dalam pertempuran" di Gaza.
Tujuannya adalah untuk memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk pelepasan sandera.
BACA JUGA:Loker Terbaru Lur, Ada Rekrutmen Mitra Statistik BPS, Lulusan SMA SMK Sederajat Bisa Daftar. Yuk Daftar!
Namun, ia tetap menolak seruan untuk gencatan senjata yang luas, meskipun tekanan dari pihak internasional semakin meningkat.
Pengumuman ini diberikan pada hari Selasa setelah pasukan Israel mengepung Kota Gaza yang padat penduduk, yang menjadi markas kelompok Hamas.
Militer Israel mengklaim telah merebut kompleks Hamas dan bersiap untuk menyerang para pejuang yang bersembunyi di terowongan bawah tanah.
Netanyahu menyatakan bahwa gencatan senjata yang luas akan menghambat upaya perang negaranya.
BACA JUGA:Panduan Lengkap dan Tata Cara Salat Hajat, Ibadah Sunnah yang Mengubah Hidup Anda
Tapi dia bersedia mempertimbangkan tindakan ini demi alasan kemanusiaan, sebuah gagasan yang juga didukung oleh Amerika Serikat.
Dalam kata-katanya, "Jeda taktis - satu jam di sini, satu jam di sana - kita sudah mengalaminya sebelumnya."
Ia menambahkan, "Saya kira kita akan memeriksa situasinya untuk memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan atau pelepasan sandera, namun menurut saya, gencatan senjata secara umum tidak akan terjadi,"tegasnya.
Netanyahu juga menyatakan bahwa ketika konflik berakhir, Israel akan mengambil tanggung jawab penuh atas keamanan di Gaza.
BACA JUGA:Wahai Kaum Penggemar Teh! Ternyata 5 Hal ini Bisa Mengurangi Khasiat Minuman Tersebut, Cek Disini Selengkapnya
"Israel akan memikul tanggung jawab keamanan secara keseluruhan (di Gaza),"tegasnya. (Novis)