PALEMBANG, SUMATERAEKPRES.ID - Kejadian pecah pembuluh darah di otak mendadak yang bukan disebabkan oleh suatu benturan atau trauma di kepala dinamakan stroke pendarahan. Dan setiap tanggal 29 Oktober diperingati sebagai Hari Stroke Sedunia. Menurut dr. Pinto Desti Ramadhoni, Sp.S, (K), FINA, Dokter Saraf Subspesialis Neurovaskuler Rumah Sakit dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, stroke pendarahan itu artinya ada pendarahan di jaringan otak, pendarahan intraserebral namanya, ada pendarahannya di selaput otak. “Stroke pendarahan kepala itu, pada umumnya sekitar 80 persen penyebabnya karena penyakit darah tinggi yang telah lama diidap,” katanya. BACA JUGA:Stroke-Jantung Terbanyak Picu Kematian BACA JUGA:Seputar Heatstroke dan Cara Mencegahnya Lebih lanjut ia mengatakan, bisa jadi darah tinggi, yang lama tidak pernah kontrol. “Dibiarkan, lama-lama pembuluh dari jadi rusak suatu saat pas tensinya mendadak naik itu bisa pecah,"ujarnya. Sedangkan 20 persen lagi pemicu pecah pembuluh darah karena memang sudah ada kelainan pembuluh darah dari lahir. " Kelainan pembuluh darah dari lahir itu disebut aneurisma atau pembuluh darahnya ada benjolan. Benjolan yang mudah pecah yang tipis semakin bertambah usia benjolan itu kan semakin besar, semakin tipis suatu saat gak ada darah tinggi, gak ada apa-apa tahu-tahu pecah,"katanya Lanjutnya, stroke perdarahan tanpa faktor resiko darah tinggi, sering terjadi pada usia muda. Jadi orangnya tidak ada darah tinggi, sehat, tidak ada kelainan pada pembekuan darah, tahu-tahu mendadak terjadi perdarahan otak. "Kalau kita temukan perdarahan otak jenis ini, biasanya kita temukan penyebab pecahnya karena kelainan pembuluh darah bawaan,"terangnya. Cuma 20 persen yang paling banyak itu pecah pembuluh darah karena darah tinggi kalau yang lain-lain itu kelainan pembuluh darah atau mungkin memang dia sudah rutin makan obat pengencer darah sehingga darahnya terlalu encer, itu kejadian yang jarang. BACA JUGA:20 Oktober Diperingati Sebagai Hari Osteoporosis Sedunia, Gejalanya Sering Tak Disadari BACA JUGA:Pola Asuh Salah Picu Stunting Kelainan pembuluh darah dari lahir itu bisa berupa aneurysma atau pembuluh darah dan seterusnya. “Kelainan lain ada yang disebut AVM, intinya bentuk pembuluh darahnya tidak normal lah, dan mudah pecah, tidak ada darah tinggi, atau DM, tahu- tahu perdarahan otak. Berarti penyebabnya kemungkinan karena kelainan itu,"ungkapnya Diakuinya, beberapa penyakit degeneratif seperti diabetes bisa sebabkan pecahnya pembuluh darah di otak. “Memang paling tinggi itu darah tinggi, kedua diabetes atau kolesterol tinggi juga,” katanya. Jadi kalau diabetes, kolesterol tinggi pembuluh darah itu kan jadi kaku dan rapuh tidak lentur lagi. “Sama kayak ban mobil kalau sudah kaku mudah pecah, karetnya sudah tidak lentur lagi mudah retak mudah pecah, banyak lagi penyebab lain,"ujarnya beranalogi. Pemicu darah tinggi atau hioertensi selain faktor turunan, juga disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat. Misalnya kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan ruin makan makanan berkadar garam atau sodium tinggi. "Konsumsi alkohol bisa jadi penyebab perdarahan otak juga, banyak penelitiannya,"jelasnya lagi. BACA JUGA:Seputar Kanker Payudara, Cara Mendeteks hingga Pencegahannya BACA JUGA:Cegah Kanker Serviks, Gejala Ini Yang Patut Diwaspadai Lalu bagaimana mencegah agar tidak terkena penyakit pecah pembuluh darah ini? Dia menjelaskan kalau sudah ada faktor resiko seperti darah tinggi, diabetes, kolestrol tinggi dan pola hidup tidak sehat disarankan memeriksakan diri ke dokter. "Harus dikontrol, harus rutin kontrol darah tinggi, rutin kontrol kencing manisnya, kolestrol nya kemudian pola hidup yang sehat, makannya dijaga, istirahat yang cukup, olahraga teratur,"ujarnya Namun kata dokter Pinto, jika penyebabnya karena kelainan pembuluh darah penderita diharapkan agar rutin memeriksakan diri atau medical check up ke dokter. "Misalnya kita ada riwayat keturunan atau pendarahan yang bukan darah tinggi, misal pernah keluarga ada pecah pembuluh darah tapi bukan darah tinggi bolehlah di check up meskipun kadang-kadang tidak ada riwayat keluarga kita juga punya kelainan itu,"katanya. Menurutnya, gejala kelainan pembuluh darah penyebab pecah pembuluh darah yang diidap seseorang agak sulit diamati. " Tapi minimal dengan kita menjaga supaya tensi tidak tinggi pola hidup kita sehat, menjaga pembuluh darah itu tetap bagus meskipun ada kelainan," katanya lagi. Untuk mencegah agar tidak terkena penyakit stroke, tensi normalnya harus berada di bawah 130/90. “Itu tensi yang ideal untuk supaya jangan pecah pembuluh darah,"katanya Saat ditanya apakah tensi normal itu dipengaruhi oleh usia seseorang, dia mengatakan patokan usia seseorang tidak memengaruhi normal atau tidaknya tensi darah "Tidak, tidak ada beda usia jadi usia berapapun tensi harus di bawah itu, kalaupun kita sudah usia tua dan tensi kita jadi nah itu beresiko kan, sudah usia tua, pembuluh darah kaku rapuh, tensi agak juga nah itu hati-hati bisa jadi nanti kita tidak tahu pecah jadi tetap dibawah 130,"katanya. Mengenai efek darah rendah, paling sering dijumpai gejala hipotensi ortostatik, kalau kita duduk atau jongkok, kemudian tiba2 berdiri, pandangan mendadak jadi gelap atau berkunang-kunang, diakibatkan tekanan pompa jantung yang tidak kuat. Jika mengalami hal ini, segera periksa tekanan darah. Dia mengingatkan, jika seseorang itu tidak mempunyai riwayat penyakit degeneratif maupun kelainan pembuluh darah dalam artian sehat, usia diatas 70 tahun harus mulai hati-hati. " Karena pembuluh darah itu mudah pecah tapi kalau di bawah itu tergantung dengan resiko,” katanya. Umumnya orang dengan stroke pendarahan itu di atas 45 tahun kalau ada kelainan pembuluh darah umumnya di bawah 45 tahun. “Nah, di bawah 45 tahun pecah pembuluh darah harus hati-hati apalagi ada darah tinggi,”tutupnya.(nni/lia)
Kategori :