20 Oktober Diperingati Sebagai Hari Osteoporosis Sedunia, Gejalanya Sering Tak Disadari
Tanggal 20 Oktober Diperingati Sebagai Hari Osteoporosis Dunia--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Setiap tanggal 20 Oktober diperingati sebagai Hari Osteoporosis Sedunia.
Melansir dari Wikipedia, osteoporosis adalah adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah.
Disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
Penyakit ini dikenal sebagai silent disease (penyakit sunyi), karena tidak ada gejala apapun.
Gejala umumnya berupa nyeri pada tulang dan otot, terutama tulang punggung.
Namun orang awam biasa mengenal Osteoporosis sebagai kondisi berkurangnya kepadatan tulang yang menyebabkan tulang menjadi keropos dan mudah retak/patah.
BACA JUGA:3 Kecamatan Dengan Kasus ISPA Terbanyak di Palembang
Osteoporosis lebih banyak dialami oleh wanita dewasa yang memasuki masa menopause.
Namun demikian, tidak menutup kemungkinan anak-anak dan orang dewasa muda juga bisa mengalami osteoporosis.
Pengeroposan tulang membuat tulang menjadi rentan patah.
Namun, pengeroposan tulang ini dapat terjadi secara perlahan dalam kurun waktu yang lama.
Sehingga hal ini membuat penderitanya sering kali tidak menyadari gejala osteoporosis.
Seseorang yang mengalami osteoporosis akan mudah mengalami cedera di beberapa bagian, seperti:
-Retak tulang belakang.
-Retak tulang pinggul.
-Retak tulang pergelangan tangan.
-Retak tulang lengan.
-Retak tulang panggul.
BACA JUGA:Buka Klinik Menopause, RS Siloam Dukung Kesehatan Wanita di Masa Menopause
BACA JUGA:Efek Serius Kabut Asap Pada Kesehatan Mata, Yang Nomor 3 Terbanyak
Jenis-Jenis Osteoporosis
Melansir Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, osteoporosis terbagi menjadi dua kondisi yaitu osteoporosis primer dan osteoporosis sekunder.
Osteoporosis Primer
Osteoporosis primer adalah kondisi penurunan kepadatan tulang pada wanita yang memasuki masa menopause dan lansia.
Hal ini terjadi akibat berkurangnya hormon estrogen pada usia lanjut yang dapat memicu pengeroposan tulang.
Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis sekunder adalah osteoporosis yang dipicu penyakit atau kondisi lain, misalnya efek samping operasi atau pemberian obat-obatan.
Penyebab Osteoporosis
Seiring bertambahnya usia, kepadatan dan fungsi tulang akan semakin menurun, sehingga tulang menjadi lebih mudah keropos.
Namun, hal ini tidak berarti setiap lansia akan mengalami osteoporosis.
Normalnya, tulang mengalami proses pembaruan yang konstan.
Di mana tulang yang sudah tua akan digantikan dengan tulang baru.
Namun, proses ini melambat seiring dengan pertambahan usia.
Melambatnya proses pembaruan tulang ini perlahan dapat membuat tulang kehilangan kepadatannya sehingga tulang pun menjadi lebih rapuh dan meningkatkan risiko osteoporosis.
BACA JUGA:Inovasi Kesehatan Anak: Grup RS Siloam Hadirkan Palembang Integrated Child Center
BACA JUGA:7 Cara Menjaga Kulit Tetap Sehat dari Serangan Karhutla, Nomor 3 Wajib Dilakukan
Gejala Osteoporosis
Osteoporosis cenderung tidak menunjukkan gejala di tahap awal.
Namun, hal ini biasanya ditandai dengan tulang yang mudah patah karena insiden kecil, seperti terpeleset, terjatuh, batuk atau bersin.
Seiring berjalannya waktu, osteoporosis akan menimbulkan beberapa gejala seperti:
1.Nyeri leher.
2.Nyeri tulang punggung bawah.
3.Rentan mengalami patah tulang.
4.Postur tubuh membungkuk.
5.Penurunan tinggi badan secara bertahap.
Cara Mencegah Osteoporosis
Beberapa upaya yang dapat dilakukan sebagai pencegahan osteoporosis adalah sebagai berikut:
1. Menjalani diet sehat dengan mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium dan vitamin D.
2. Rutin berolahraga.
3. Pola Hidup Sehat. (lia)