SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID - Bukan satu, ternyata ada lima terduga teroris yang diciduk personel Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel). Enam orang termasuk yang ditangkap di Kalimantan Barat (Kalbar).
Adanya penangkapan enam terduga pelaku terorisme itu disampaikan juru bicara Densus 88 AT, Kombes Pol Aswin Siregar Aswin, kemarin (19/10). "Benar (ada penangkapan di Sumsel dan Kalbar," ujar Aswin singkat.
Sementara, Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan menjelaskan, lima terduga teroris yang ditangkap di wilayah Sumsel diduga kuat jaringan Jemaah Islamiyah (JI). “Lima tersangka teroris di Sumsel jaringan JI,” katanya.
Sedangkan seorang tersangka dari Kalbar jaringan Anshor Daulah (JAD). Mabes Polri belum mengungkap identitas keenam orang itu. Termasuk barang bukti yang disita. "Penyidik Densus masih mengumpulkan semua keterangan dan barang bukti," katanya.
BACA JUGA:Gandeng Densus 88 Cari Dito Mahendra
Dengan adanya penangkapan lima orang ini, artinya dalam 15 tahun terakhir sudah 41 tersangka teroris yang ditangkap dari wilayah Sumsel.
Puluhan orang ini ditangkap dari 10 daerah. Mulai Palembang, OKU Selatan, OKU, Muara Enim, Ogan Ilir, OKI, Muba, Banyuasin, Lubuklinggau, dan Pagaralam.
Mereka terlibat dalam beberapa kelompok berbeda. Mulai Jamaah Islamiah (JI) anak buah Noerdin M Top dan Slamet Kastari. Lalu Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Jamaah Ansharut Khilafah (JAK), dan Anshor Daulah (AD).
Khusus penangkapan terbaru ini, Densus 88 bergerak Minggu (15/10). Informasinya menyambangi wilayah OKI dan Musi Banyuasin (Muba).
Untuk di OKI, Densus 88 menjemput IW (36), pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Qur’an di Desa Mulya Guna, Kecamatan Teluk Gelam, OKI.
BACA JUGA:Terduga Teroris yang Diamankan Densus 88 di OKI Ternyata Guru Agama, Sosok Pendiam dan Tak Bergaul
BACA JUGA:Terduga Teroris yang Diamankan Densus 88 di OKI Ternyata Guru Agama, Sosok Pendiam dan Tak Bergaul
Bagian Pengasuhan Ponpes Nurul Qur'an, Sulistiyo mengaku, mereka baru tahu pimpinan pondok dijemput tim Densus 88 setelah mendapat informasi dari anggota polisi yang datang ke ponpes malam itu juga, sekitar pukul 21.30 WIB.
“Polisi datang naik tiga mobil sedan, mengantar anak pimpinan pondok kami yang berumur 4 tahun. Sekaligus mengatakan kalau pimpinan kami dibawa Densus,” bebernya.