Netanyahu Terjerat Kasus Penipuan dan Suap di Israel, Proses Persidangan Berlarut-larut
Benjamin Netanyahu masih menghadapi proses persidangan pidana di Israel terkait penyuapan dan penipuan, sementara ICC juga mengeluarkan surat perintah penangkapan atas kejahatan perang. Foto:Ist/Sumateraekspres.id--
SUMATERAEKSPRES.ID – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kini tidak hanya menjadi buronan di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), tetapi juga masih terjerat dalam persidangan pidana di peradilan lokal Israel.
Kasus yang membelit Netanyahu terkait dugaan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan ini pertama kali dimulai hampir lima tahun lalu, pada Januari 2020.
Meskipun Netanyahu membantah semua tuduhan terhadapnya, proses hukum yang berjalan lambat semakin menambah tekanan pada sang perdana menteri.
BACA JUGA:Iran Desak ICC Adili Netanyahu dan Uji Efektivitas Peradilan Internasional
BACA JUGA:ICC Gelar Surat Perintah Penangkapan Terhadap Netanyahu dan Gallant, Ini Reaksi Dunia Internasional!
Pada Minggu, tim hukum Netanyahu mengajukan permohonan untuk menunda kesaksian kliennya selama 15 hari, dengan alasan bahwa mereka tidak siap menghadapi jadwal persidangan yang telah ditetapkan pada 2 Desember 2024.
Sebelumnya, tim pembela juga pernah meminta penundaan hingga 10 minggu, namun pengadilan menolaknya dengan alasan sudah memberikan waktu yang cukup sejak persidangan pertama pada Juli 2024.
Pengacara Netanyahu mengungkapkan bahwa meskipun telah melakukan berbagai persiapan intensif, termasuk pertemuan harian dengan perdana menteri, tim hukum merasa kesulitan untuk mempersiapkan kesaksian yang diperlukan.
BACA JUGA:Iran Pastikan Balas Serangan Israel, Klaim Reaksi Tepat Waktu
BACA JUGA:Ketegangan Memanas, Iran Kritik Israel dan Minta Dukungan Global untuk Tegakkan Keadilan
Mereka juga mengungkapkan bahwa proses persiapan semakin terhambat akibat keputusan ICC yang mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu pada pekan lalu, terkait tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Selain itu, tim pembela juga menyoroti dampak perang yang sedang berlangsung di wilayah tersebut, yang menurut mereka mengganggu persiapan Netanyahu.
Meski demikian, jaksa menegaskan bahwa demi kepentingan publik, persidangan harus berjalan secepat mungkin dan selesai dalam waktu dekat.
BACA JUGA:Israel Optimis Pemerintahan Trump Akan Bertindak Tegas terhadap Iran