Iran Pastikan Balas Serangan Israel, Klaim Reaksi Tepat Waktu
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan Iran pastikan akan membalas serangan Israel pada 26 Oktober 2024, dengan respons yang tepat dan pada waktu yang tepat. Foto:Ist/Sumateraekspres.id--
SUMATERAEKSPRES.ID – Iran menegaskan bahwa mereka akan menanggapi serangan Israel terhadap negara tersebut pada 26 Oktober 2024.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa Republik Islam Iran tidak akan melepas haknya untuk membalas tindakan militer Israel.
Ia menyampaikan bahwa respons akan diberikan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat.
Araghchi menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan dengan para komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) pada Senin (18/11/2024).
BACA JUGA:Iran Tingkatkan Kesiapan Militer dengan Pusat Simulasi Perang Canggih
BACA JUGA:Iran Membuka Pintu Diplomasi dan Kembangkan Nuklir sebagai Energi Dalam Negeri
Menurutnya, serangan Israel pada 26 Oktober yang menewaskan empat personel Angkatan Darat Iran adalah sebuah "serangan baru".
Araghchi menambahkan, mengabaikan serangan ini akan dianggap sebagai “undangan untuk serangan lebih lanjut”.
"Jika kami tidak memberikan reaksi, itu akan dianggap sebagai ajakan untuk melakukan lebih banyak serangan. Kami berhak untuk merespons serangan ini, dan waktu yang tepat akan datang,” ungkap Araghchi.
BACA JUGA:Israel Optimis Pemerintahan Trump Akan Bertindak Tegas terhadap Iran
BACA JUGA:Iran Siap Berunding Soal Nuklir Tanpa Tekanan Internasional
Serangan Israel sebelumnya dimulai dengan serangan udara di kompleks kedutaan Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024, yang menewaskan delapan penasihat militer Iran, termasuk seorang brigadir jenderal.
Iran membalas pada 13 April dengan menembakkan sekitar 300 rudal dan drone ke sasaran militer di Israel dalam operasi yang dinamakan "Janji Sejati".
Serangan berlanjut pada 31 Juli ketika Israel membunuh pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, dan pada 27 September, Israel menyerang Beirut, membunuh Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan dan Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah.