PALEMBANG , SUMATERAEKSPRES.ID– Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kota Palembang melanjutkan tahapan presentasi dan tanya jawab nominator Kompetisi Inovasi Kota Palembang bersama dewan juri, kemarin. Ada 10 nominator yang tampil dari 2 kategori, yakni kategori Puskesmas dan Masyarakat.
Sebagai peserta pertama inovasi Bersoda Berperisa dari Puskesmas Pakjo yang memanfaatkan dating apps dan sosial media untuk menjaring atau mempermudah masyarakat yang ingin memeriksakan HIV/Aids. Kemudian ada inovasi Tanggap Gercep Besti dari Puskesmas Makrayu sebagai upaya mengatasi atau menanggulangi kasus stunting di Kota Palembang. Demikian pula Puskesmas Kertapati dengan inovasi Komering yang sudah dilakukan sejak 2018.
"Inovasi pencegahan dan menuntaskan masalah stunting ini memberikan edukasi kepada kader ataupun masyarakat bagaimana cara memasak makanan yang benar, cara memberikan asupan kepada anak yang benar agar tumbuh kembangnya menjadi lebih baik," ungkap Kepala Puskesmas Kertapati, dr Yetti.
Inovasi itu memberdayakan ibu-ibu, kader, dan petugas kesehatan maupun perangkat pemerintah. "Inovasi ini juga sudah mendapat bantuan CSR dari 6 perusahaan," katanya. Puskesmas Kenten membawa inovasi Ini Laksan Palembang. Isnaini Desi Arisandi, Koordinator Imunisasi Puskesmas Kenten menjelaskan Ini laksan Palembang merupakan singkatan Imunisasi Lengkap Anak Sehat Bersama Puskesmas Kenten Palembang.
Terbentuk sejak 2021 untuk meningkatkan capaian imunisasi Kenten Palembang. Didasari karena capaian imunisasi yang rendah atau belum sesuai target dikarenakan pandemi Covid, masyarakat takut datang ke layanan kesehatan kala itu. "Inovasi ini mempersingkat waktu registrasi (online), meningkatkan pengetahuan masyarakat edukasi milineal lewat akun instagram @imuns.kenten_plg, memberikan sertifikat kepada orang tua, Bunda Karmila (bunda kader imunisasi melalui dasa wisma)," jelasnya.
Kepala Puskesmas Multiwahana, dr Dian Hayati memaparkan inovasi Taman Gizi, dilatarbelakangi karena masih ada anak stunting 37 balita (2021). "Penanggulangan kasus stunting dengan membuat fasilitas atau wahana untuk memberikan edukasi ke masyarakat atau keluarga khususnya bagi para ibu," sampainya.
Ada aquaponik, tanaman hidroponik, dan ternak ikan lele, patin dalam Taman Gizi ini. “Ini role model untuk posyandu, pemberdayaan masyarakat untuk memanfaatkan lahan di rumah masing-masing,” jelasnya. Pembuatan Taman Gizi, tempat penyuluhan kesehatan, kerjasama Dinas Perikanan, Dinas Pertanian untuk budidaya ikan, dan tanaman.
Selanjutnya pada kategori masyarakat, ada inovasi Eco Pillow dengan produk bantal enceng gondok. Enceng gondok selama ini tergolong limbah yang banyak di perairan Sungai Musi karena pertumbuhannya yang pesat dan kurang termanfaatkan. "Inovasi ini memanfaatkan eceng gondok menjadi bahan isian bantal dengan kualitas tidak mudah kempes dan harum," kata Dwi Retno dalam paparannya.
Inovasi ini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat lokal hingga 30 persen, menekan pengunaan dakron sehingga lebih ramah lingkungan. "Kami menampung dan membeli eceng gondok dari masyarakat lokal, kami memproduksi dengan design teknik ramah lingkungan. Beberapa varian, bantal tidur, dan bantal mobil," tambahnya.
Ketua Galeri Wong Kito, Anggi Fitrilia Putri Pratama memaparkan inovasinya berupa pemanfaatan limbah getah gambir dengan motif aksara ulu. "Kami bekerja sama dengan peneliti aksara ulu dalam pemanfaatan limbah gambir dengan motif aksara ulu ini," paparnya. Sansfill Wilank oleh M Khairul Hadi mengusung inovasi pemanfaatan limbah baterai. Didasarkan atas keresahan peningkatan limbah elektronik sehingga pihaknya merasa perlu mengurangi limbah B3 ini. "Inovasi ini menjadi solusi pengurangan limbah lithium menjadi wireless charger. Kapasitas 10 ribu mAh," jelasnya.
Sementara Sidespin (Sistem Desa Pintar) oleh Fauzan Azhiman merupakan website yang berusaha mengangkat potensi desa. "Kita membranding desa melalui promosi desa-desa potensial. Platform promosi potensi desa dilengkapi fitur-fitur seperti pelestarian adat budaya, dan lainnya," katanya.
Terakhir website Edukasi Stunting oleh Najmah menampilkan peta stunting, penanganan stunting, diskusi masyarakat, dan lain sebagainya ke dalam website. Setelah paparan, selanjutnya Dewan Juri segera menentukan 3 nominator masing-masing kategori untuk mengikuti tahapan proses fact finding (pembuktian lapangan). (tin/fad)