Melihat Pemanfaatan Lahan Kosong di OKU Selatan
Memanfaatkan lahan kosong menjadi perkebunan jeruk manis tentu akan memberikan manfaat lebih. Salah satunya bisa menjadi sumber penghasilan. Inilah yang terjadi di salah satu perkebunan jeruk di OKU Selatan. AWALNYA, lahan perkebunan jeruk manis ini merupakan lahan kosong. Bekas kebun karet yang sudah tak produktif lagi. Penuh dengan semak belukar. Lalu, di tangan L Wahyudi, kebun ini disulapnya. Memang butuh waktu cukup lama untuk menyulapnya. Lahan yang dulunya tak produktif dijadikan produktif. Lahan ini ditanami tanaman jeruk manis. L Wahyudi memang hobi berkebun. Dia memilih tanaman jeruk karena keluarganya banyak yang menyukai buah jeruk. Meskipun untuk perawatan berkebun jeruk termasuk rumit, karena perlu perawatan. Namun hal tersebut tidak masalah, karena bagian dari perjalanan petani.‘’Perawatan yang dilakukan seperti pemupukan, penyemprotan aham dan lainnya. Lalu, tunasnya harus dipotong-potong terus setiap hari," bebernyaSetelah beberapa tahun berjalan, kini kebun jeruk tersebut tak lama lagi bisa dipanen. "Buah jeruk ini merupakan buah keluarga kami. Hampir setiap hari kami membeli jeruk manis untuk dikonsumsi. Setiap beberapa hari bisa beli jeruk manis ini 3 kg dengan harga Rp20 ribu. Dari kebiasaan itu lah, terpikir kenapa tidak tanam sendiri," ungkapnya. Jeruk sendiri merupakan salah satu buah berwarna yang cukup populer berkat rasa manis alaminya. Buah ini juga memiliki berbagai jenis dengan manfaat yang berbeda-beda. Kandungan vitamin dan mineral yang tinggi pada buah jeruk membuatnya menawarkan segudang manfaat bagi kesehatan tubuh. Di antaranya meningkatkan fungsi otak, menjaga kesehatan ibu hamil dan janinnya, membantu menjaga tekanan darah, serta bermanfaat untuk pencernaan. Itulah yang membuat buah jeruk banyak diminati. Sebenarnya, apa yang dilakukan Wahyudi merupakan salah satu implementasi Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP).
‘’Saya sangat mendukung program GSMP yang dipelopori Gubernur Sumsel H Herman Deru. Berangkat dari kebiasaannya gemar mengonsumsi buah jeruk manis, saya tergerak untuk membuka perkebunan jeruk manis,’’ katanya.Dikatakannya, dari lahan tersebut, saat panen bukan hanya bisa dikonsumsi seluruh keluarga tetapi juga bisa dijual. Diprediksi untuk satu batang jeruk bisa menghasilkan 10 kg jeruk. Nominal sekitar Rp200 ribu untuk satu batang.
‘’Kan lumayan, karena kalau saya tanam ini ada sekitar 800 batang jeruk," bebernya.Dirincikannya, dari 800 batang jeruk yang sudah ditanamnya diperkirakan bisa mencapai 32 ton setiap panen tiba. Tetapi jika pemberian perangsang buah ini berhasil, hasil panen bisa dua kali lipat sekitar 70 ton. Dikatakannya, keuntungan jelas sangat besar jika hanya sekadar untuk dikonsumsi. Tapi juga bisa dibagikan, ataupun dijual menjadi bisnis.
‘’Ini 70 ton kita jual cepat saja Rp15 ribu, itu omzetnya besar yang masuk ke kita. Itulah kebun jeruk saya ini sempat langsung ditawar orang Rp1,6 miliar tapi tak saya lepas," jelasnya.(*/)
Kategori :