Microplastics: Partikel Kecil, Dampak Besar terhadap Kesehatan dan Lingkungan

Ian Kurniawan Associate Profesor Teknik Kimia, Univ. PGRI Palembang-foto: ist-

SUMATERAEKSPRES.ID - Microplastics, partikel plastik yang berukuran kurang dari lima milimeter, telah menjadi perhatian global dalam beberapa dekade terakhir.

Keberadaan microplastics yang tersebar luas di lingkungan kita tidak hanya mengancam kesehatan ekosistem, tetapi juga manusia. Meski kecil, dampak yang ditimbulkan oleh microplastics sangat besar dan meresahkan.

Mengapa kita perlu peduli tentang masalah ini? Artikel ini akan menguraikan alasan di balik urgensi penanganan microplastics, implikasi jangka panjangnya, serta mengkritisi kebijakan pemerintah Indonesia dalam menangani penggunaan plastik.

Ekosistem Laut dalam Ancaman karena pencemaran microplastics. Lautan, yang meliputi lebih dari 70% permukaan bumi, menjadi salah satu tempat paling terdampak oleh microplastics. Partikel-partikel ini sering kali berasal dari produk sehari-hari seperti kosmetik, pakaian sintetis, dan kemasan plastik yang terdegradasi.

Setiap tahun, jutaan ton plastik masuk ke laut, dan sebagian besar akhirnya terpecah menjadi microplastics. Penelitian menunjukkan bahwa mikroorganisme laut, ikan, dan mamalia laut tidak sengaja mengonsumsi partikel-partikel ini. Akibatnya, rantai makanan laut tercemar, yang pada akhirnya juga mengancam manusia yang mengonsumsi hasil laut.

BACA JUGA:Microplastics: Partikel Kecil, Dampak Besar terhadap Kesehatan dan Lingkungan

BACA JUGA:Partikel Debu Berbahaya, Lindungi dengan APD

Bahaya microplastics tidak berhenti di lautan. Partikel ini juga ditemukan dalam air minum, baik yang berasal dari air kran maupun air kemasan. Beberapa studi telah mendeteksi adanya microplastics dalam garam meja, madu, dan bahkan udara yang kita hirup.

Meski penelitian mengenai dampak langsung microplastics terhadap kesehatan manusia masih dalam tahap awal, potensi risiko jangka panjang tidak bisa diabaikan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa microplastics dapat membawa bahan kimia berbahaya seperti pestisida dan logam berat, yang dapat memicu gangguan hormonal, masalah reproduksi, dan bahkan kanker.

Siklus hidup plastik yang tak berujung merupakan salah satu aspek paling menakutkan dari microplastics terkait ketahanan mereka dalam lingkungan. Plastik tidak dapat terurai secara alami seperti bahan organik lainnya.

Sebaliknya, mereka terfragmentasi menjadi partikel-partikel lebih kecil yang tetap ada di lingkungan selama ratusan bahkan ribuan tahun. Siklus hidup plastik yang tak berujung ini memastikan bahwa setiap potongan plastik yang pernah diproduksi masih ada di suatu tempat di bumi ini, entah itu di lautan, di tanah, atau dalam tubuh makhluk hidup.

BACA JUGA:Perkuat Ekosistem EV, Komisi VII DPR-RI Apresiasi Kinerja PLN

BACA JUGA:Melalui KUR, Bank Sumsel Babel Dorong Ekosistem UMKM Songket Naik Kelas

Dengan produksi plastik global yang terus meningkat, masalah ini hanya akan semakin memburuk jika tidak segera ditangani.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan