PMI Sumsel Siap Jemput Bola Demi Pendonor Darah, Ini Ungkapan Ketua PMI Sumsel

DONOR DARAH: PMI Sumsel siap melakukan jemput bola bagi pendonor yang ingin mendonorkan darahnya.-FOTO : IST-

PALEMBANG,SUMATERAEKSPRES.ID - Palang Merah Indonesia (PMI) Sumatera Selatan (Sumsel) siap melakukan jemput bola bila ada pendonor yang mau mendonorkan darahnya.

“Darah itu selalu diminta rumah sakit. Kita selalu jemput bola ke instansi di Pemprov dan kota untuk kegiatan donor darah,” ujar Ketua PMI Sumsel, Hj. Febrita Lustia Herman Deru, 30 mei 2024.

Kegiatan Donor Cinta Sriwijaya dengan tema “Drop Blood, For Life, Not Bloodshed For Nothing, Interaction For Life Not Destroying” Edisi Spesial Komunitas digelar di Markas PMI Provinsi Sumsel Jalan Kartini (Kambang.

Tampak juga, Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Sumsel dr Kemas Ya’kub, Sp.PK, MKes, Dirintelkam Polda Sumsel Kombes Pol Iskandar F Sutisna SIK MSi diwakili Kanit Ditintelkam Polda Sumsel AKP Suandi SH.

BACA JUGA:Indosat Sumatra Gandeng PMI Gelar Donor Darah di 3 Kota

BACA JUGA:Sindikat TPPO, Sudah Kirim 200 PMI Ilegal, Sang Calo Tertangkap, Pungut Biaya Rp15 Juta per Orang

Selain itu, Ketua Pelaksana Erik Agusdiansyah, Perwakilan dari Bapenda Sumsel Derga Karenza SP MM.

Terus ada, Founder Forum Masyarakat Berdaya Ki Edi Susilo, anggota Forum Masyarakat Berdaya (FMB) dan beberapa komunitas dan masyarakat yang mendonorkan darah.  

Pada acara Donor Cinta Sriwijaya juga digelar talk show. Menurut Hj Febrita Lustia Herman Deru mengaku sangat bangga dengan anak muda yang diketuai Erik yang telah mengajak kaum remaja untuk mendonorkan darah.

“Saya ingin kegiatan Donor Cinta Sriwijaya ini berkelanjutan,"  kata Febrita yang menuturkan, kegiatan Donor Cinta Sriwijaya ini dilaksanakan sejak 2022 dan tahun ini adalah tahun ketiga pelaksanaannya.

BACA JUGA:Bantu Penuhi Stok Darah PMI Yayasan Budha Tzu Chi Gelar Baksos Donor Darah

BACA JUGA:Panggilan Bagi Programmer Berbakat, Unit Donor Darah Pusat PMI Membuka Lowongan Staff IT

"Saya bilang sama Erik bahwa kegiatan Donor Cinta Sriwijaya ini jangan sampai cuman dilaksanakan satu dalam setahun, tapi berkelanjutan," jelasnya.

Ia juga mengingatkan agar Donor Cinta Sriwijaya bisa dengan mengajak komunitas yang lain.

"Nanti kita yang datang seperti yang tadi saya sampaikan kita jemput bola tinggal telepon saja ke PMI Provinsi atau PMI Kota itu sama," tuturnya.

Karena provinsi Sumsel menjadi koordinator. "Jadi bisa kalau ada komunitas mau menggelar kegiatan donor darah bisa ke PMI Provinsi atau PMI kota Palembang,"  lanjutnya.

BACA JUGA:Peduli Sosial, PLN Bantu PMI

BACA JUGA:194 PMI Ilegal Kabur dari Malaysia, Ada dari Palembang

Yang penting, lanjutnya, pendonor senang mendonorkan darahnya.

"Dengan berdonor darah, tubuh kita akan lebih sehat. Dan yang pasti kita membantu orang yang membutuhkan,” katanya.

Ia juga mengajak warga Sumsel untuk terus mendonorkan darahnya.

"Ayo kita bersama-sama mendonorkan darah untuk membantu orang yang membutuhkan darah. Donor darah itu adalah sesuatu yang mulia bagi kita. Kalau kita mendonorkan darah kita untuk kemanusiaan, itu untuk kelangsungan hidup orang,” tandasnya.

BACA JUGA:PMI Palembang Gencarkan Donor Darah Demi Penuhi Kebutuhan Ramadan

BACA JUGA:Banyak PMI Urus Rekomendasi Paspor

Sementara itu, Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Sumsel dr Kemas Ya’kub, Sp.PK MKes menerangkan, Donor Cinta Sriwijaya ini adalah kegiatan rutin dan sudah tiga tahun berturut turut dilaksanakan.

“Kita UDD PMI Sumsel ini manyalurkan darah di Sumsel khususnya Palembang, Ogan Ilir, Muba, dan Banyuasin," jelasnya.

Untuk kota Palembang, lanjutnya, kebutuhan darah kurang lebih sekitar 6.000 sampai 7.000 kantong per bulan.

"Sedangkan untuk Sumsel sekitar kebutuhan darah itu sekitar 8.000 sampai 9.000 kantong per bulan. Setelah kegiatan donor darah itu, cepat sekali habis karena kebutuhan tinggi sekali,” jelasnya.

BACA JUGA:Puluhan Kantong Darah untuk PMI

BACA JUGA:Soroti Kehadiran Kembali Tik Tok Shop, LPPMI: Masih Melanggar

Kemas menjelaskan, untuk pendonor ini antusias masyarakat belum terlalu tinggi kalau dibandingkan dengan kota-kota di Jawa.

“Kalau di Jawa itu tingkat partisipasi masyarakatnya sampai 14% atau bisa 12.000 kantong sebulan. Tapi kalau untuk di Sumsel ini kita ini sekitar 2%-an," tuturnya.

Karena masih banyak donor pengganti. Sebagai contoh, jika ada yang butuh darah itu langsung ada keluarganya yang mendonorkan, jadi itu namanya donor pengganti.

"Jadi kebutuhan darah itu tercukupi karena ada donor pengganti yang dari keluarganya,” lanjutnya.

BACA JUGA:Cegah TPPO Terhadap PMI Asal Sumsel, Dinas PPPA Gelar Sosialisasi

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan