Konstruksi Bendungan Tiga Dihaji 50 Persen

Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji sebagai solusi pasokan air bagi lahan pertanian di Provinsi Sumsel--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pembangunan bendungan pertama di Provinsi Sumsel ditarget rampung tahun 2024. Dengan kehadiran bendungan yang berada di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) ini nantinya akan menambah pasokan air pada Daerah Irigasi (DI) Komering untuk lahan pertanian seluas 34.824 hektare (ha). 

Sekretaris Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Sumsel, Megawaty mengatakan, saat ini pembangunan bendungan ini dikebut dan ditargetkan rampung tahun ini. "Saat ini progres pengerjaan konstruksi bendungan sebesar 50,13 persen dan ditargetkan akhir tahun 2024 selesai," katanya. 

Ia menjelaskan bendungan dibangun langsung pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Diproyeksi dapat menambah pasokan air sekitaran bendungan. "Komering memiliki potensi mengairi lahan pertanian seluas 124.000 ha. Sementara saat ini layanan air untuk daerah irigasi baru mencakup 70 ribu ha, sisanya sekitar 54 ribu ha masih bersifat tadah hujan," tegasnya. Dengan keberadaan Bendungan Tiga Dihaji, daerah irigasi Komering bisa mencakup 104 ribu ha lebih layanan air. 

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja mengatakan pekerjaan pembangunan Bendungan Tiga Dihaji di Provinsi Sumsel meliputi 4 paket, yakni paket 1 senilai Rp1,07 triliun dengan kontraktor PT Hutama Karya (Persero) dan PT Basuki Rahmanta Putra. 

BACA JUGA:Pemerintah Siapkan 50 Bendungan

BACA JUGA:Serap Aspirasi Masalah Air Bersih, Tembok Penahan Tanah Hingga Perbaikan Bendungan

Paket 2 senilai Rp1,34 triliun dikerjakan PT Waskita Karya (Persero), PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk, dan PT SAC Nusantara. Paket 3 dengan nilai kontrak Rp629,94 miliar oleh PT Nindya Karya dan PT Taruna Putra Pertiwi, dan paket 4 Rp690,71 miliar oleh PT Wijaya Karya dan PT Rudy Jaya. 

"Supervisi pembangunan Bendungan Tiga Dihaji dilakukan oleh PT Virama Karya (Persero) dengan KSO PT Tata Guna Patria, PT Tritunggal Pratyaksa, PT Bina Karya (Persero), dan PT Kwarsa Hexagon dengan nilai kontrak Rp82,87 miliar," ungkapnya.  Bendungan Tiga Dihaji memberikan manfaat untuk konservasi sumber daya air, pengendalian banjir, pemenuhan kebutuhan air baku sebesar 1 m3/detik, pembangkit listrik sebesar 4x10 MW, dan destinasi pariwisata lokal, serta prasarana olahraga air.

Dengan bertambahnya pasokan air pada Daerah Irigasi (D.I) Komering untuk lahan pertanian seluas 34.824 hektare (ha) tentu juga akan bermanfaat maksimal bagi hasil pertanian. “Hasil pertanian Provinsi Sumsel terus terjaga sepanjang tahun, karena mendapat aliran air yang cukup dan stabil dari bendungan ini," kata Endra. 

Selama ini, pada musim kemarau, lahan pertanian hanya mengandalkan Sungai Komering. "Tantangan dalam pengaturan air ke daerah irigasi adalah pada musim kemarau, dimana debit  air Sungai Komering yang masuk ke saluran irigasi sangat terbatas. Sementara pada musim hujan, elevasi Sungai Komering naik sehingga debit yang masuk ke saluran irigasi cukup besar. Tetapi air tersebut juga membawa sedimen yang mengendap di dasar saluran," ujar Endra lagi. Saat ini progres konstruksi Bendungan Tiga Dihaji sebesar 50,13 persen dan ditarget rampung akhir tahun 2024. “Setelahnya kita akan segera lakukan pengisian waduk (impounding),” pungkasnya. (yun/fad)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan