MENYEDIHKAN! Pasien dan Jenazah Terus Berdatangan, Begini Kondisi Terakhir di RS Indonesia
Kondisi RS Indonesia di Gaza Gelap Gulita Tanpa Penerangan--
GAZA – Lumpuh sudah pelayanan medis di Rumah Sakit (RS) Indonesia di Jalur Gaza, Palestina. Tak ada lagi sarana dan prasana yang bisa dimaksimalkan untuk melayani pasien.
Semuanya tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. ’’Kami tidak dapat menawarkan layanan apa pun lagi. Kami tidak dapat memberikan tempat tidur apa pun kepada pasien,’’ ujar Direktur RS Indonesia Atef al-Kahlout.
Al-Kahlout mengungkapkan bahwa pihaknya kekurangan pasokan dan kewalahan dengan banyaknya pasien yang terus berdatangan.
Rekaman video menunjukkan para pasien yang terluka berbaris di sepanjang lorong RS yang terletak di Beit Lahiya tersebut.
BACA JUGA:22 RS di Gaza Tak Bisa Beroprasi Lagi, Banyak Korban Tak Tertolong. Gaza Nasib Mu…
BACA JUGA:SEDIH, Korban Meninggal Dunia di Gaza Kini Lebih Dari 11.800 Orang. Ini Rinciannya!
Sebagian terbaring dalam posisi tengkurap di tengah genangan darah. RS Indonesia menerima pasien dari Wadi Gaza hingga Beit Hanoon.
Para pasien tidak bisa dipindahkan ke fasilitas lain karena hampir semua rumah sakit di wilayah utara Jalur Gaza sudah lebih dulu berhenti beroperasi sejak beberapa hari sebelumnya.
RS Indonesia di Gaza sendiri hanya memiliki kapasitas untuk menampung 140 pasien. Tapi, saat ini sudah 500 pasien yang ada di rumah sakit itu.
Ada 45 pasien yang memerlukan operasi pembedahan secepatnya. Tim medis di RS Indonesia terpaksa mengamputasi bagian tubuh beberapa pasien karena organ-organnya membusuk.
BACA JUGA:Pilih Bertahan di Gaza, Begini Nasib 3 Relawan asal Indonesia!
Al-Kahlout minta ambulans tidak membawa lebih banyak lagi orang yang terluka ke RS tersebut. Obat-obatan juga sudah menipis.
Sementara Isral terus-menerus melakukan pengebomam di area dekat rumah sakit sehingga situasi kurang aman.
Alhasil, pasien terus berdatangan. Jumat (17/11) malam saja, ada 63 jenazah korban Israel yang dikirim ke RS Indonesia.
RS Indonesia terletak di dekat kamp pengungsi Jabalia. Itu adalah kamp pengungsian terbesar di Gaza dan sudah beberapa kali dibom IDF.
BACA JUGA:Bahas Situasi di Gaza, Presiden Jokowi Kunjungan Kerja Ke Luar Negeri. Kemana Saja? Gak Bahaya Ta…
Pihak RS juga telah menampung ratusan pengungsi yang mencari perlindungan di sana. Belum diketahui RS Indonesia juga bakal menerima pasien dari RS Al Shifa atau tidak.
IDF memerintahkan evakuasi di RS terbesar di Jalur Gaza tersebut. Seluruh pasien dan pengungsi diminta pergi.
Hampir 30 ribu warga Palestina terluka sejak Israel memulai serangannya di Gaza pada 7 Oktober lalu, membalas serangan Hamas ke wilayah Israel Selatan yang menewaskan sekitar 1.200–1.400 orang. Hamas juga menyandera 240-an orang.
Akibat serangan balasan dari IDF, hampir 12 ribu penduduk Palestina kini sudah tewas. Baik itu di Jalur Gaza maupun Tepi Barat. Sekitar 5 ribu di antaranya adalah anak-anak.
BACA JUGA:Makin Edan, Israel Hancurkan Rumah Sakit dan Sekolah di Gaza, Korban Tewas Capai 11.078 Orang
BACA JUGA:Terungkap, Ini Rencana Nama Kota Baru Pengganti Gaza yang Bakal Didirikan Israel jika Hamas Hancur. Benarkah?
Puluhan ribu orang terluka. Jaringan komunikasi terputus. Listrik padam. Akhirnya, RS Indonesia pun dengan terpaksa berhenti beroperasi.
RS Indonesia ini dibangun pada 14 Mei 2011 dengan dana dari sumbangan masyarakat Indonesia yang digalang oleh Medical Emergency Rescue Committee (MER-C). Dana yang terkumpul saat itu mencapai Rp126 miliar.
Pada 2015 rumah sakit ini diresmikan oleh mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, sejak itu menjadi tumpuan bagi warga Palestina, selain RS Al-Shifa.
Pada akhir April 2012, pembangunan tahap 1 untuk struktur RS Indonesia selesai. Pada 1 November 2012, pembangunan tahap 2 untuk pekerjaan Arsitektur dan ME (Mechanical Electrical) dimulai.
BACA JUGA:Ribuan Warga Palestina Kibarkan Bendera Putih, Mengungsi dari Gaza Utara ke Selatan
BACA JUGA:GILA, Menteri Israel Ini Ancam Gunakan Bom Nuklir ke Gaza. Begini Reaksi Arab Saudi!
Pembangunan tahap ini diawasi dan dikerjakan langsung oleh relawan Indonesia yang tergabung dalam Divisi Konstruksi MER-C. Pembangunan tahap 2 selesai pada tahun 2014.
Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza ini dibangun di atas tanah seluas 16.261 meter persegi (m2) yang terletak di Bayt Lahiya, Gaza Utara.
Tanah ini merupakan wakaf dari Pemerintah Palestina di Gaza, Palestina. Dana pembangunan RS Indonesia di Gaza sampai saat ini seluruhnya berasal dari donasi rakyat Indonesia, tidak ada dana bantuan asing.
Karena itu, RS ini diberi nama RS Indonesia dengan harapan bisa menjadi bukti silaturahim jangka panjang antara rakyat Indonesia dan rakyat Palestina.
BACA JUGA:Militer Israel Makin Menggila, Universitas Al-Azhar di Gaza Dirudal. Begini Kondisinya Saat Ini!
BACA JUGA:Bikin Merinding, Sepotong Ayat As-Saffat Ditemukan di Reruntuhan Masjid Gaza Palestina, Ini Maknanya
Bangunan RS Indonesia adalah bangunan terunik dan terbesar di Jalur Gaza yang sebagian besar bangunannya berbentuk segi empat.
Dengan keberadaan RSI menjadi pesan bahwa di tanah Palestina ada aset dan sumbangan dari rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina. (*/)