Capai Prodi Unggul, Terakreditasi A
Editor: dedesumeks
|
Sabtu , 23 Sep 2023 - 19:56
PALEMBANG - Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang kembali melantik 1.260 wisudawan dan wisudawati UIN Raden Fatah Palembang ke-86 di Gedung Akademik Center, Sabtu (23/9).
Meliputi S1 sebanyak 1.224 orang, S2 32 orang, dan S3 4 orang. "Jumlah ini meningkat dari periode sebelumnya," ujar Rektor UIN Raden Fatah Palembang, Prof Dr Nyayu Khodijah SAg MSi di sela kegiatan.Dijelaskan, peserta wisuda berasal dari Fakultas Syariah dan Hukum, Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Adab dan Humaniora, Dakwah dan Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis Islam, Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi, Psikologi, Pascasarjana. "Alhamdulillah kami telah memiliki 10 prodi terakreditasi unggul dan 14 prodi terakreditasi A," jelasnya. Saat ini mahasiswa baru tahun ajaran 2023/2024 UIN Raden Fatah Palembang berjumlah 5.244 orang meliputi S1 5.081 orang, S2 135 orang, dan S3 28 orang.
"Total yang aktif hingga saat ini 21.857 mahasiswa. Ini merupakan prestasi yang baik bagi UIN Raden Fatah Palembang. Namun perlu langkah ke depan mewujudkan UIN Raden Fatah yang unggul dan berstandar internasional," urainya.Pesatnya perkembangan IPTEK begitu nyata dirasakan. Kemajuan IPTEK menjadi bukti dari transformasi zaman. "Sudah seharusnya kita mampu mengimbangi, menyesuaikan diri, dan berdaya saing terhadap realita tersebut. Itu semua menjadi sebuah tantangan bagi seluruh anak bangsa khususnya para akademisi atau sarjanawan muslim sebagai kaum yang terdidik," ucapnya. Sebagai alumni PTKI tidak hanya konsen di bidang keagamaan., para alumni mesti memiliki kemampuan intelektual yang multidisipliner, tidak monodisipliner dengan memperkaya khazanah keilmuan di dunia nyata. Sebagai alumni dari alamamater Perguruan Tinggi Islam harus memiliki paradigma integratif yang menjadikan Islam sebagai agama yang tidak hanya berkaitan dengan teologis, religiusitas, dan spiritual saja, tetapi juga menjadikan Islam sebagai sumber pengetahuan dari berbagai aspek keilmuan.
"Alumni mesti menjadikan Islam sebagai sumber ilmu pengetahuan sains, sosial, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Kedua para alumni harus memiliki kreatifitas dan inovasi. Para alumni harus terus meningkatkan kualitas diri dengan cara mengasah daya kreatifitas," ucapnya.Kemampuan inovasi sangat diperlukan untuk menciptakan sebuah karya yang bernilai guna sekaligus bernilai ekonomis. Para sarjana muslim hari ini dituntut untuk bisa berkarya dan berwirausaha ketika sudah terjun di dunia nyata. Realita ini juga yang menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, melahirkan kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Ketiga di samping memiliki kemampuan intelektual, kreatifitas, dan inovasi, sebagai sarjana muslim, para alumni harus menjadi marcusuar kearifan di tengah globalisasi. Para alumni harus senantiasa mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dan kearifan budaya di setiap aspek-aspek kehidupan. Para alumni harus menjadi problem solver di tengah masyarakat dengan menjadikan nilai-nilai keislaman dan kearifan budaya sebagai bingkai kehidupan untuk membendung arus sekularisasi dan liberalisasi yang dibawa oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolog.
"Sarjanawan muslim tak hanya memiliki kecerdasan intelektual dan kreatifitas, tetapi juga kecerdasan emosional dan spiritual," tandasnya. (nni/fad)