Perbanyak Feeder LRT, Buka Jurusan Unsri

Optimalkan Angkutan Massal Perkotaan

PALEMBANG – Angkutan feeder LRT Sumsel terus dilengkapi demi memperbanyak jumlah penumpang kereta ringan itu. Saat ini sudah ada 7 rute atau koridor angkutan pengumpan (feeder), berupa angkutan kota (angkot) atau New Oplet Musi Emas yang beroperasi di Kota Palembang. Ke depan untuk mempermudah mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri), feeder LRT pun akan ditambah untuk jurusan Unsri.

Dalam lawatan kunjungan kerja Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi ke Terminal Alang-Alang Lebar, kemarin, Gubernur Sumsel, H Herman Deru mengusulkan secara langsung tentang angkutan mahasiswa Unsri. "Dua hal yang saya usulkan. Pertama aktifkan kembali Kereta Sriwijaya dan sediakan unit bus yang memadai," kata Deru.

Menurutnya, jika ada hal-hal yang perlu diperbaiki Pemerintah Provinsi Sumsel juga siap mengucurkan anggaran untuk memperbaikinya. Kemudian setelah ada tol Palembang- Indralaya (Palindra) dirasa angkutannya juga kurang. Untuk itu diharapkan bisa disediakan unit yang memadai, tentunya dengan tetap mengandeng unit yang sudah ada.

Menhub, Budi Karya Sumadi menjelaskan jumlah penumpang light rail transit (LRT) tembus 28 ribu pada Lebaran Idul Fitri. Angka itu menunjukkan penumpang LRT terus meningkat lantaran angkutan feeder terus ditambah untuk melayani masyarakat di Kota Palembang. “Angkutan feeder mengangkut kantong-kantong penumpang LRT yang ada. Jumlah penumpang LRT harus dipertahankan sebanyak 20 ribu," katanya lagi.

Maka itulah, Menhub berupaya melayani feeder beberapa daerah yang ada dan banyak penumpangnya. “Rencananya kita juga akan buka feeder angkutan mahasiswa Unsri Indralaya,” bebernya. Namun memang untuk merealisasikan rencana itu, diakuinya, perlu ada kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan BUMN. "Agar feeder bisa menuju Unsri, saya telah bicara dengan Rektor Unsri," tegasnya.

Apabila feeder Unsri telah terealisasi, pihaknya tetap akan merangkul sopir bus yang melayani mahasiswa selama ini, dengan cara merangkul menjadi sopir feeder yang ada sehingga mereka juga tetap ada mata pencaharian. "Untuk kereta api bisa saja diaktifkan, tapi akan lebih baik menggunakan LRT Sumsel, dilanjutkan dengan feeder. Namun ini semua memang harus dibicarakan lebih lanjut," ungkapnya.

Untuk memberikan solusi tidak bisa serta merta, harus dipetakan dulu lalu anggarannya juga harus jelas. Memang bisa melalui pusat, daerah, ataupun stakeholder terkait. Kemudian, dilihat dulu juga sudah ada transportasi sebelumnya atau tidak. Misal untuk dari Stasiun DJKA itu sudah ada pemainnya. Untuk itu harus dirangkul dan diajak bersama, misal dengan jadi sopir untuk angkutan yang akan disediakan nantinya.

Sebelumnya, pada akhir tahun lalu, Kemenhub telah membuka 5 rute baru untuk feeder, antara lain Stasiun LRT Polresta Palembang-Kompleks OPI, Stasiun LRT RSUD-Sukawinatan, Stasiun LRT Asrama Haji-Talang Betutu, Stasiun LRT DJKA-Terminal Pasar Plaju, serta Kamboja-Bukit Siguntang via Stasiun Demang. Kelima rute tersebut melengkapi dua koridor yang sudah ada sebelumnya, yaitu Talang Kelapa-Talang Buruk via Stasiun Asrama Haji dan Stasiun Asrama Haji-Sematang Borang via Jalan Noerdin Pandji. Hingga saat ini, jumlah angkot feeder LRT yang melayani di kota Palembang berjumlah 58 unit.

Menurut Budi, upaya peningkatan layanan angkutan massal yang dilakukan merupakan wujud nyata implementasi Gerakan Nasional Kembali ke Angkutan Umum (GNKAU) yang dikampanyekan Kemenhub sejak awal tahun ini. “Integrasi antarmoda adalah suatu keharusan. Oleh karenanya kita terus tambah rute baru angkot feeder untuk menambah minat masyarakat Palembang dan sekitarnya menggunakan LRT. Penambahan rute ini telah melalui hasil riset yang dikerjasamakan dengan perguruan tinggi,” ujarnya. Ini juga upaya mengoptimalkan angkutan massal perkotaan.

Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS), Rode Paulus mengatakan pada momen libur Lebaran, penumpang LRT memang melonjak signifikan. Berdasarkan data yang tercatat, peningkatan telah terjadi sejak H-6 Lebaran 2023, saat itu jumlah penumpang mencapai 12.741 orang, melonjak dua kali lipat dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 6.681 penumpang. Lonjakan penumpang kembali terjadi pada H+1 Lebaran atau 23 April 2023 sebanyak 19.483 penumpang, dibanding periode sama tahun lalu 15.940 penumpang.

Lonjakan jumlah penumpang beriringan dengan banyaknya pemudik yang bepergian menggunakan pesawat. "Pemudik dari luar Kota Palembang menggunakan LRT Sumsel untuk bepergian dari Bandara SMB II Palembang, demikian pula saat arus balik Lebaran kemarin juga terjadi lonjakan yang sama," katanya.

Selain itu, sambung dia, banyak juga pelancong dari luar Kota Palembang yang ingin menggunakan LRT Sumsel. Lonjakan jumlah penumpang diyakini terus terjadi hingga masa libur Lebaran berakhir, lantaran LRT tak hanya digunakan sebagai transportasi juga kereta wisata. (yud/fad)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan