Diskon E-Wallet dan Paylater: Imbalan Menarik, Data Pribadi Jadi Taruhan
Benarkah dibalik Diskon E-Wallet dan Paylater: Imbalan Menarik, Data Pribadi Jadi Taruhan-Foto: IST -
SUMATERAEKSPRES.ID - Promo potongan harga, cashback, hingga cicilan instan dari aplikasi dompet digital (e-wallet) maupun layanan paylater kerap menjadi magnet bagi masyarakat.
Namun di balik kemudahan itu, ada “harga” lain yang dibayar pengguna: data pribadi dan finansial yang dikumpulkan serta dikelola oleh penyedia layanan.
Untuk menggunakan layanan ini, pengguna wajib menyetor berbagai informasi penting. Mulai dari nama lengkap, nomor telepon, KTP, pekerjaan, hingga data keuangan.
Proses verifikasi transaksi pun menggunakan metode berlapis, seperti PIN, OTP (One-Time Password), biometrik, hingga pengenalan wajah.
BACA JUGA:Tabel Angsuran KUR BRI 2025: Simulasi Cicilan, Syarat, dan Ketentuan Pengajuan
BACA JUGA:Oknum Diduga Catut Nama Tim ASTA, Bergerak di 15 Kecamatan Banyuasin
Meski langkah ini bertujuan menjaga keamanan, faktanya seluruh data tersebut tetap tersimpan di server milik penyedia layanan.
Diskon dan Promo: “Harga” dari Data Pengguna
Beragam promo yang ditawarkan bukan sekadar strategi pemasaran, melainkan bentuk imbalan agar pengguna bersedia berbagi data.
Informasi pribadi dan finansial tersebut kemudian dimanfaatkan untuk analisis perilaku konsumen, kampanye iklan yang lebih tertarget, serta pengembangan fitur baru.
BACA JUGA:Tenda Roboh di Stadion Talang Jimar, Dua Orang Dilarikan ke Rumah Sakit
BACA JUGA:Paskibraka Nasional Asal Sumsel, Noval dan Putu Elysa Harumkan Nama Daerah di Istana Negara
Risiko Penyalahgunaan Data Masih Mengintai
Meski perusahaan e-wallet dan paylater mengklaim memiliki sistem keamanan berlapis, potensi kebocoran data tetap terbuka. Risiko meningkat apabila pengguna lengah menjaga kerahasiaan PIN, OTP, atau data login lain.
Selain itu, ancaman datang dari pihak ketiga yang bisa saja mengakses informasi secara ilegal.
Kesadaran Pengguna Masih Rendah
Banyak pengguna menikmati promo tanpa menyadari konsekuensi di baliknya: data pribadi mereka dipertukarkan sebagai kompensasi.
