Cegah Beras Keluar Daerah

*Perlu Diatur Oleh Pergub

PALEMBANG  - Untuk mencukupi kebutuhan beras di Provinsi Sumsel, sekaligus menjaga stok beras dan mengendalikan harga, Pemprov Sumsel berusaha membatasi hasil produksi beras petani Sumsel supaya tidak keluar daerah. Bersama instansi terkait seperti Badan Urusan Logistik (Bulog), Pemprov Sumsel akan membuat aturan yang mengatur alur distribusi beras. "Beberapa waktu lalu Bulog meminta agar adanya aturan dan kebijakan (surat edaran, red) berupa Pergub, Wali Kota, maupun Bupati mengenai alur distribusi beras keluar daerah,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Horikultura Provinsi Sumsel, Bambang, kemarin.

Menurut dia, produksi beras di Provinsi Sumsel tahun lalu mencapai 1,7 juta ton dan tahun ini terus ditingkatkan mencapai 1,8 juga ton. Ada surplus hingga 1 juta ton, hanya saja pengaturan distribusi beras keluar daerah belum ada sehingga tidak terpantau. "Makanya perlu aturan ini, bagaimana supaya komoditi beras yang surplus di Sumsel bisa memenuhi kebutuhan yang ada, mencukupi stok sehingga harga terkendali dan tidak naik," tuturnya.

Ia mengatakan, distribusi beras keluar Sumsel harus dibatasi, tetapi harus melibatkan para petani dan kelompok tani, tempat pengilingan, pedagang beras. "Selama ini pembeli beras ini dari Lampung semua, maka perlu kita bikin aturan," sebut dia. BACA JUGA : Kenaikan Konsumsi Air 50-100 Kubik

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Ruzuan Effendi mengatakan sejauh ini stok ketersediaan pangan di Sumsel sangat aman. "Ketersediaan beras kita aman. Tinggal kita pantau saja bagaimana cara distribusinya,” jelasnya. Stok beras yang ada juga mampu bertahan untuk beberapa bulan ke depan, apalagi Bulog terus melakukan penyerapan. "Stok pangan aman, namun perlu diatur distribusinya," bebernya.

Selain itu, kata dia, komoditi pangan lain seperti daging dan ikan juga harus dimonitor karena biasanya mendominasi gejolak harga di pasar. Saat ini harga daging sapi dan sembako sendiri, pasca Hari Raya Idul Fitri terpantau kembali normal di pasaran. Buktinya harga daging sebelumnya dijual Rp160-170 ribu per kg, kini telah turun Rp140 ribu per kg. Beras premium Rp12 ribu per kg, gula pasir Rp14 ribu per kg, minyak goreng Rp16 ribu, telur ayam Rp26 ribu, bawang merah Rp35 ribu per kg, bawang putih Rp33 ribu.

Lalu tepung terigu Rp13 ribu per kg. "Harga daging telah turun, sekarang Rp140 ribu per kg," kata Hadi, penjual daging sapi di Pasar Km 5 Palembang, kemarin. Memang, diakuinya, harga daging sapi sempat tembus Rp170 ribu per kg jelang Lebaran, namun kini sudah berangsur normal. Sementara Ernawati, pedagang sembako mengaku harga sembako telah turun dan normal di pasaran. Meroketnya harga sembako jelang Lebaran dampak meningkatnya permintaan yang ada. "Stok terbatas, terpaksa kita menaikkan harga sembako," tegasnya.

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Palembang, M Raimon Lauri AR SSTP MSi membenarkan harga sembako telah kembali normal saat ini. Meski ada lonjakan harga sembako jelang Lebaran, pihaknya terus menggelar pasar murah untuk menekan lonjakan harga. Terbukti Kota Palembang mampu menekan inflasi bahan pokok yang ada. "Kita terus menghimbau warga membeli bahan pokok sesuai kebutuhan, bukannya keinginan," pungkasnya. (yud/fad)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan