https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Puasa Memberi Syafaat

Bulan Ramadan penuh misteri dan makna. Sejatinya hanya Allah SWT yang mengetahui untuk apa dan bagi siapa bulan Ramadan diciptakan. Jauh sebelum Ramadan disyariatkan, bulan ini lebih dahulu hadir dalam peradaban manusia. Tepatnya untuk mengetahui perhitungan kalender berdasarkan perputaran bulan (Komariyah). Syariat puasa di bulan Ramadan hadir di bulan Syakban tahun kedua setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Medinah.

Ulama mendefinisikan Ramadan dengan makna panas membakar (Ramadh). Dimisalkan dengan panasnya pasir gurun saat terik matahari, dan kita berjalan di atasnya tanpa alas kaki. Atau juga, Ramadan bermakna membakar dosa dan kesalahan manusia saat menjalani di bulan tersebut.

Mungkin juga panasnya adalah kering yang dirasakan orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadan. Itu sebagian uraian ulama yang diungkapkan dalam memahami dan memaknai Ramadan.

Dalam satu kesempatan Nabi Muhammad SAW menyampaikan manfaat melaksanakan puasa (shiyam) sebagaimana hadis yang diriwayatkan Ahmad. "Sesungguhnya Puasa dan Alquran memberi syafaat kepada pelakunya pada hari Kiamat". BACA JUGA : INFO, Lowongan Kerja BCA, Ini Posisi yang Dibutuhkan

Puasa berkata, "Ya Tuhanku aku telah menahan hasrat makan dan syahwatnya, maka berilah aku izin untuk memberikan syafaat kepadanya. Berkata pula Alquran, "Wahai Tuhanku, aku telah menghalanginya dari tidur untuk qiyamullail, maka berilah aku izin untuk memberikan syafaat kepadanya.

Nabi SAW bersabda, "Maka keduanya diberikan izin untuk memberikan syafaat".

Syafaat itu ilmu Allah SWT. Hanya diperoleh oleh orang yang mendapat izin-Nya. Para ulama mendefenisikan syafaat sebagai penengah/wasilah bagi yang lain untuk mendatangkan manfaat dan mencegah bahaya/mudharat. Jadi bisa dipahami sebagai simpanan, sesuatu yang diamalkan di dunia untuk nanti menjadi manfaat di akhirat. Banyak hal yang Allah SWT izinkan memberi syafaat di hari kiamat. Namun pada hadis di atas, ada dua yang memberi syafaat.

Shiyam juga ungkapan khusus yang Allah SWT kalamkan dalam mewajibkan puasa di bulan Ramadan. Perintah ini ditegaskan hanya bagi orang orang yang beriman. Khususnya kaum muslimin yang menjadi umat Nabi Muhammad SAW yang diutus memiliki syariat puasa.

Awalnya, shiyam diberlakukan siang dan malam. Jeda berbuka hanya waktu maghrib sampai Isya. Namun akhirnya diubah oleh Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW kepada sahabat. Sehingga tata cara shiyam, seperti apa yang kita lakukan saat ini.

Juga Alquran sebagai kalam Allah SWT diajarkan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW di bulan Ramadan dengan cara bertadarus langsung. Hal ini juga yang dipahami para ulama yang menyeru untuk giat membaca Alquran di bulan Ramadan.

Nabi Muhammad menyebut shiyam dan Alquran bersamaan beriringan, tentu memiliki makna mendalam, berdasarkan perjalanan kenabiannya. Saat ini, tradisi tadarusan di bulan Ramadan termasuk mengkhatamkan Alquran dengan capaian minimal 1 kali di bulan Ramadan.

Bahkan duhulu, ulama mengajarkan kita untuk khatam beberapa kali, dengan niat ibadah, fokus tadarus. Semoga kita termasuk hamba yang diberi kekuatan untuk melaksanakan shiyam serta ibadah lain di bulan Ramadan. Serta diberikan syafaat atas izin Allah SWT. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan