https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Tradisi Sarah Bawa Rantang di Hari Lebaran

BAWA RANTANG : Di momen Lebaran, ada tradisi membawa rantang bagi pasangan pengantin yang baru menikah di Kota Kayuagung, Kabupaten OKI, Sumsel. Tradisi ini biasa dikenal masyarakat dengan nama Sarah.-FOTO: NISA/SUMEKS-

KAYUAGUNG, SUMATERAEKSPRES.ID - Banyak tradisi Lebaran yang biasa dilakukan para pasangan muda-mudi yang baru tahun pertama menikah. Tradisi di Kota Kayuagung itu biasa dikenal dengan nama "Sarah".

Sarah merupakan adat istiadat dimana pasangan pengantin baru bertandang ke rumah orang tua dengan membawa berbagai macam kue dan makanan lainnya di dalam rantang.

BACA JUGA:Bolu Cupu Jadi Oleh-Oleh Khas Kayuagung

BACA JUGA:Sejarah Nama Kayuagung, Pusat Pemerintahan Kabupaten OKI yang Dihuni Mayoritas Suku Komering

Romsiah, warga Kayuagung mengaku tradisi Sarah masih dilakukan masyarakat hingga saat ini.

Bahkan, pasangan yang baru menikah itu memakai baju pengantin sambil membawa rantang berisi makanan ke rumah orang tua maupun mertuanya di Hari Raya pertama Idulfitri maupun Iduladha.

Mereka juga membawakan rantang untuk saudara-saudaranya. Dengan begitu suasana silaturahmi semakin bermakna di hari Lebaran tersebut.

Ditambahkannya, pasangan yang bertandang akan disambut dengan hangat oleh para keluarga dan sanak saudaranya yang sedang berkumpul bersama merayakan Idulfitri maupun Iduladha.

"Saya juga pernah merasakan ini, bertandang membawa rantang ke rumah orang tua kami," bebernya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata OKI, Ahmadin Ilyas mengungkapkan kalau tradisional Sarah masih dilakukan hingga saat ini dan akan terus dilestarikan oleh masyarakat.

BACA JUGA:Tradisi Midang Bebuke Meriahkan Hari Kedua Lebaran di Kayuagung

BACA JUGA:Tradisi Tamongan, Cara Masyarakat Kayuagung Menyambut Kedatangan Cucu dengan Nama dan Cincin Emas

Pasangan pengantin baru pun bisa juga membawakan rantang untuk keluarga lainnya jika ia memang mampu melakukan hal tersebut. Isinya ada bolu, kue kering, opor, rendang, malbi, ketupat dan lainnya yang dimasak. 

“Banyak sekali tradisi di Kayuagung ini yang masih terus dilakukan dan dilestarikan masyarakat hingga saat ini agar generasi berikutnya dapat terus melakukannya,” pungkasnya. (uni/fad/)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan