INSPIRATIF! Ibu Ini Harumkan Nama Palembang, Cuma Lulusan SMA Tapi Antarkan 10 Anaknya jadi Dokter

Reporter: Rian Sumeks |

Editor: Rian Sumeks |

Sabtu , 22 Mar 2025 - 03:00

Kisah Inspiratif Nafisah Ahmad Zen Shahab: Perjuangan Seorang Ibu Lulusan SMA yang Mengantarkan 10 Anaknya Menjadi Dokter-Foto: IST -

dr. Nur Dalilah, Sp.KK – Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.

Sementara dua anak lainnya memilih jalur berbeda. Durah Kamila meniti karier sebagai desainer busana, sedangkan Zainab, ST., M.Si., bekerja sebagai insinyur teknik kimia di Pemerintah Daerah Kota Depok.

Perjuangan Nafisah dalam Membiayai Pendidikan Anak-Anaknya

Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan kedokteran memerlukan biaya yang sangat besar.

Namun, Nafisah dan suaminya memiliki strategi tersendiri. Mereka berusaha agar semua anak-anaknya bisa masuk ke universitas negeri, di mana biaya pendidikan lebih terjangkau dibandingkan perguruan tinggi swasta.

"Kebetulan ayah kami dulu menginginkan kami kuliah di kampus negeri, dan alhamdulillah kami semua diterima di fakultas kedokteran negeri," ujar salah seorang anak Nafisah.

Selain itu, buku-buku kuliah bisa digunakan secara bergantian antar saudara, sehingga dapat menghemat pengeluaran.

Memecahkan Rekor MURI

Pada tahun 2010, perjuangan Nafisah membuahkan hasil luar biasa. Keluarganya tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai keluarga dengan jumlah dokter terbanyak di Indonesia.

Rekor ini bukan hanya kebanggaan pribadi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang tentang arti pentingnya pendidikan dan peran seorang ibu dalam membangun masa depan anak-anaknya.

Menikmati Masa Tua di Jakarta

Saat ini, Nafisah tinggal bersama anak-anaknya di Jakarta. Setelah anak bungsunya lulus sebagai dokter pada tahun 2005, mereka membawa ibunya pindah dari Palembang ke ibu kota.

"Rumah kami dulu di Palembang, tetapi setelah adik bungsu lulus, ibu kami tarik ke Jakarta agar lebih dekat dengan kami," ujar salah seorang anak Nafisah.

Meski hidupnya kini lebih nyaman, perjalanan hidup Nafisah penuh dengan perjuangan.

Dari seorang pedagang batik hingga menjadi ibu dari sepuluh dokter, kisahnya adalah bukti bahwa cinta, kesabaran, dan tekad kuat bisa mengubah masa depan.

inspiratif! ibu ini harumkan nama palembang, cuma lulusan sma tapi antarkan 10 anaknya jadi dokter                            sumateraekspres.id - di balik kesuksesan anak-anaknya, terdapat sosok ibu luar biasa yang penuh keteguhan dan kasih sayang.
nafisah ahmad zen shahab, seorang wanita kelahiran palembang, sumatera selatan, bukan berasal dari latar belakang pendidikan tinggi, tetapi mampu membesarkan dan mendidik 12 anaknya dengan penuh ketulusan.
hasilnya luar biasa—10 dari 12 anaknya berhasil meraih gelar dokter, bahkan lima di antaranya menjadi dokter spesialis.
kisah ini bukan hanya menginspirasi, tetapi juga memecahkan rekor museum rekor indonesia (muri) sebagai keluarga dengan jumlah dokter terbanyak di indonesia.
baca juga:sidang kasus penganiayaan dokter koas: ibu lady klaim tak ada perintah melakukan kekerasan
baca juga:sikap kurang ajar lutfi memicu penganiayaan terhadap dokter koas di palembang
perjalanan hidup nafisah ahmad zen shahab
nafisah lahir pada 1 agustus 1946 dalam keluarga keturunan arab hadhrami alawiyyin bermarga aal bin shahabuddin.
sejak kecil, ia sudah ditempa dengan nilai-nilai kehidupan yang kuat, meskipun hanya menamatkan pendidikan hingga tingkat sekolah menengah atas (sma).
pada tahun 1961, ia menikah dengan alwi idrus shahab, seorang sarjana ekonomi yang kemudian menjadi pasangan hidupnya dalam membangun keluarga yang harmonis.
dari pernikahannya, nafisah dikaruniai 12 anak. tantangan semakin berat ketika suaminya meninggal pada tahun 1996, meninggalkan dirinya sebagai orang tua tunggal.
baca juga:sma negeri 1 lintang kanan sukses cetak lulusan ke ptn favorit, satu siswa raih kedokteran unsri
baca juga:jpu kejati sumsel terima tahap ii kasus penganiayaan dokter koas
namun, dengan kegigihan dan kasih sayang tanpa batas, ia berhasil membesarkan anak-anaknya dengan nilai-nilai disiplin, kerja keras, dan pendidikan sebagai prioritas utama.
mendidik anak dengan kesabaran dan kasih sayang
dalam membimbing anak-anaknya, nafisah tidak pernah menggunakan kekerasan. ia percaya bahwa pendekatan lemah lembut dan penuh pengertian jauh lebih efektif dalam membentuk karakter anak-anaknya.
"saya tidak pernah memukul anak-anak. saya hanya menasihati mereka dengan kelembutan. kalau anak-anak dikerasi, mereka bisa lebih keras. karena itu, saya lebih memilih cara yang lembut dan penuh kasih sayang," ujar nafisah.
pendekatan ini terbukti berhasil. anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang disiplin dan bertanggung jawab.
mereka memiliki keinginan kuat untuk belajar dan meraih cita-cita, sebagaimana yang diharapkan oleh ibunya.
baca juga:kampus dengan jurusan kedokteran gigi terbaik di indonesia
baca juga:2 dokter dan bendahara terbukti bersalah korupsi dana operasional rsud rupit, ini vonisnya
sepuluh anak yang menjadi dokter
berikut adalah sepuluh anak nafisah yang berhasil meraih gelar dokter, termasuk lima yang menjadi dokter spesialis:
prof. dr. dr. idrus alwi, sp.pd-kkv, facc, fesc, fapsic, finasim – guru besar penyakit dalam fkui, konsultan jantung.
drg. farida alwi – dokter gigi.
dr. shahabiyah, mmr – direktur utama sebuah rumah sakit di tegal, jawa tengah.
dr. muhammad syafiq, sp.pd-kgh – spesialis penyakit dalam, konsultan ginjal dan hipertensi.
dr. suraiyah, sp.a(k) – spesialis anak, konsultan neonatalogi.
dr. nouval shahab, sp.u, ph.d, fics, facs – dokter spesialis urologi.
dr. isa an nagib, sp.ot(k) – dokter spesialis ortopedi dan traumatologi, konsultan orthopaedic sport injury.
dr. fatinah – dosen kedokteran.
dr. zen firhan, sp.ot, m.biomed – dokter spesialis ortopedi dan traumatologi.
dr. nur dalilah, sp.kk – dokter spesialis kulit dan kelamin.
sementara dua anak lainnya memilih jalur berbeda. durah kamila meniti karier sebagai desainer busana, sedangkan zainab, st., m.si., bekerja sebagai insinyur teknik kimia di pemerintah daerah kota depok.
perjuangan nafisah dalam membiayai pendidikan anak-anaknya
tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan kedokteran memerlukan biaya yang sangat besar.
namun, nafisah dan suaminya memiliki strategi tersendiri. mereka berusaha agar semua anak-anaknya bisa masuk ke universitas negeri, di mana biaya pendidikan lebih terjangkau dibandingkan perguruan tinggi swasta.
"kebetulan ayah kami dulu menginginkan kami kuliah di kampus negeri, dan alhamdulillah kami semua diterima di fakultas kedokteran negeri," ujar salah seorang anak nafisah.
selain itu, buku-buku kuliah bisa digunakan secara bergantian antar saudara, sehingga dapat menghemat pengeluaran.
baca juga:2 dokter dan bendahara terbukti bersalah korupsi dana operasional rsud rupit, ini vonisnya
baca juga:dicap lalai dan dugaan malapraktik, dua oknum dokter dilaporkan ke polisi ini kasusnya
memecahkan rekor muri
pada tahun 2010, perjuangan nafisah membuahkan hasil luar biasa. keluarganya tercatat dalam museum rekor indonesia (muri) sebagai keluarga dengan jumlah dokter terbanyak di indonesia.
rekor ini bukan hanya kebanggaan pribadi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang tentang arti pentingnya pendidikan dan peran seorang ibu dalam membangun masa depan anak-anaknya.
menikmati masa tua di jakarta
saat ini, nafisah tinggal bersama anak-anaknya di jakarta. setelah anak bungsunya lulus sebagai dokter pada tahun 2005, mereka membawa ibunya pindah dari palembang ke ibu kota.
"rumah kami dulu di palembang, tetapi setelah adik bungsu lulus, ibu kami tarik ke jakarta agar lebih dekat dengan kami," ujar salah seorang anak nafisah.
meski hidupnya kini lebih nyaman, perjalanan hidup nafisah penuh dengan perjuangan.
dari seorang pedagang batik hingga menjadi ibu dari sepuluh dokter, kisahnya adalah bukti bahwa cinta, kesabaran, dan tekad kuat bisa mengubah masa depan.
baca juga:didominasi calon mahasiswa kedokteran: nilai tertinggi utbk snbt 2024
baca juga:pria yang melakukan penganiayaan pada dokter muda mendatangi markas jatanras polda sumsel, ini penampakannya!
sosok nafisah ahmad zen shahab mengajarkan kita bahwa pendidikan bukan hanya tentang kecerdasan akademik, tetapi juga tentang nilai-nilai kehidupan yang ditanamkan sejak dini.
kisah nafisah menjadi inspirasi bagi banyak orang bahwa keterbatasan pendidikan bukanlah penghalang untuk menciptakan generasi emas.
dengan ketulusan dan kerja keras, seorang ibu mampu membentuk masa depan anak-anaknya menjadi lebih cerah.
sosoknya mengingatkan kita bahwa di balik kesuksesan seorang anak, ada cinta dan doa seorang ibu yang tak pernah padam.