Tusuk Ibu, Bacok Ayah, Lukai Polisi
*Kejadian di Masjid, Pelaku Pernah Nyantri
SEKAYU – Peristiwa berdarah terjadi di Masjid Baitul Rohman, Desa Letang, Kecamatan Babat Supat, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Siti Fathonah (60) ditusuk anak kandungnya sendiri, Muhammad Mukhsin (36) saat tengah tadarusan.
Tak hanya itu, pelaku membacok ayah kandungnya, Misbahul Munir (64). Juga melukai anggota Polsek Babat Supat, Aipda Andri. Rangkaian kejadian itu berlangsung Senin (27/3), sekitar pukul 21.00 WIB.
Bagaimana ceritanya? Informasi dihimpun, malam itu pelaku mendatangi masjid dengan menenteng sebilah pedang. Ia kemudian masuk ke dalam, mendekati ibunya. Tanpa banyak ngomong, pelaku menusuk perut kanan ibunya yang sedang membaca Alquran uai tarawih.
Pedang itu sampai tembus ke sisi kiri perut. Sang ibu menjerit kesakitan sembari minta pertolongan. Suaminya yang juga ayah pelaku, yang baru selesai tadarusan ketika mendengar itu berusaha menolong.
Tapi dia malam ikut dibacok di leher dan beberapa bagian tubuh lain. Beruntung, meski runcing di ujung, pedang tersebut ternyata tumpul. Munir lari ke luar masjid dan minta pertolongan warga. Sedangkan pelaku kembali ke rumah yang tidak jauh dari masjid dengan tangan tetap memegang pedang. "Pelaku masuk ke dalam kamar dengan tenang, lalu memainkan handphone. Pedang itu dipegang dan diikatkan di tangannya," ujar Kades Letang, Ufrady.
Warga yang berdatangan serta petugas kepolisian yang tiba mencoba bernegosiasi dengan pelaku agar menyerahkan senjatanya. Setelah 2 jam berusaha, pelaku tak menggubris itu. Bahkan mulai mengancam warga dengan pedangnya.
Warga berusaha memojokkan pelaku di dalam kamar menggunakan kayu yang disilangkan. Tapi pelaku malah berontak dan melawan. Dia lari ke arah dapur. Di sana, pelaku berhadapan dengan Aipda Andri. Awalnya ia mencoba menusuk sang polisi. Namun terhalang tas selempang.
Aipda Andri kemudian melepaskan tembakan ke kaki, membuat pelaku terjatuh. "Anggota kita berusaha keluar dari dapur, namun pintunya terkunci. Saat berbalik dan mencoba melangkahi pelaku yang terjatuh, ternyata betis anggota kita dibacok. Pelaku juga bacok bokong anggota kita, sehingga terpaksa diberikan tindakan terukur kembali," ungkap Kapolres Muba AKBP Siswandi SIK melalui Kasat Reskrim AKP Dwi Rio Andrian SIK.
Pelaku kemudian berhasil diamankan. Dibawa ke RSUD Sungai Lilin guna menjalani perawatan atas luka tembak yang diderita. Sedangkan ibu dan ayah pelaku dilarikan ke rumah sakit. "Setelah dua jam di rumah sakit, sekitar pukul 2 dinihari, pelaku menurut pihak rumah sakit sudah bisa dibawa pulang. Kemudian kita bawa ke polsek guna menjalani pemeriksaan dan penahanan," tandasnya.
Sempat diperiksa. Namun ketika dilakukan penahanan, pelaku berulah dalam sel. Dia mengamuk dan membenturkan kepala dan tubuhnya ke dinding. "Pelaku lalu kita bawa kembali ke rumah sakit untuk dirawat. Tapi pukul 15.00 WIB, pelaku meninggal dunia di rumah sakit," kata Dwi.
Ibu pelaku yang dirawat di RSUD Sungai Lilin lalu dirujuk ke rumah sakit di Kota Jambi. Namun, Selasa (28/3) malam, Siti menghembuskan nafas terakhirnya.
"Pelaku kita jerat dengan pasal 351 ayat 3 KUHP dan ditetapkan tersangka. Tapi karena yang bersangkutan juga meninggal, kasusnya SP3," tegas Dwi.
Terkait motif pelaku, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pelaku, ternyata karena tak terima sang ayah yang membakar kitab kepercayaan yang diyakini pelaku lantaran dinilai sesat.
"Tapi kejadiannya sudah beberapa tahun lalu. Rupanya dia dendam. Malam itu, dia mengganggap kegiatan ibunya yang sedang tadarusan sebagai kegiatan sesat. Makanya didatangi dan hendak dibunuh," bebernya.
Pelaku ternyata sudah beberapa waktu dikucilkan karena perilakunya menilai semua kepercayaan dan ibadah orang tuanya sebagai perbuatan sesat. "Rencana kita mau membawa pelaku ke RS Ernaldi Bahar untuk dilakukan pemeriksaan kejiwaan, ternyata dia mengamuk di tahanan. Kita tidak bisa menyimpulkan apakah pelaku mengalami gangguan atau tidak, karena yang berhak menentukan adalah dokter," tandasnya.
Terungkap, pelaku yang merupakan bungsu dari 4 bersaudara dan masih melajang sempat menjalani pendidikan di pondok pesantren. "Kita tidak temukan ada kitab-kitab di kamarnya," timpal Kapolsek Babat Supat Iptu Widya Bhakti Dira STrK.
Kades Letang Ufradi menambahkan, pelaku diduga mengalami gangguan mental. "Lama juga, sekitar setahunan lebih gangguannya. Tapi selama ini tidak pernah menyerang orang, apalagi membunuh. Pernah ngamuk, tapi tidak sering," bebernya.
Terkait gangguan yang dialami pelaku, Ufradi mengaku tidak tahu apa yang menjadi pemicunya. "Dia ini kerja bantu orang tuanya berkebun sayur," tukasnya. Sementara ayah pelaku enggan banyak berbicara. "Tidak ada persoalan sebelumnya. Tidak ada cekcok, tiba-tiba saja," cetus dia. (Kur)