Modus Penipuan Bobol Rekening di Tahun 2025 yang Perlu Diwaspadai dan Cara Melindungi Diri
Waspada Penipuan Rekening 2025! Jaga keamanan akun Anda dengan langkah-langkah sederhana dan kenali tanda-tanda penipuan online yang semakin canggih. Foto:Illustrasi/Sumateraekspres.id--
SUMATERAEKSPRES.ID - Di tahun 2025, penipuan yang menargetkan rekening bank dan data pribadi semakin canggih.
Berbagai teknik baru yang memanfaatkan teknologi modern, seperti kecerdasan buatan (AI) dan deepfake, membuat ancaman ini semakin sulit dikenali.
Oleh karena itu, masyarakat perlu lebih waspada terhadap modus-modus penipuan yang marak terjadi saat ini.
BACA JUGA:BSI Resmi Luncurkan KUR 2025, Pembiayaan Syariah untuk UMKM Indonesia
BACA JUGA:BUMN Membuka Loker Magang Bagi Mahasiswa, Ini Daftar Jurusan yang Dibutuhkan
Berikut ini adalah beberapa jenis penipuan yang perlu diwaspadai dan cara untuk melindungi diri Anda.
1. Phishing Berbasis AI
Seiring berkembangnya kecerdasan buatan, penipu kini menggunakan teknologi AI untuk menciptakan pesan atau email yang terlihat sangat meyakinkan dan personal.
Pesan-pesan ini sering kali sulit dibedakan dari yang asli karena disesuaikan dengan data dan informasi pribadi korban.
Bahkan chatbot yang dapat meniru percakapan manusia juga digunakan untuk merayu korban agar memberikan informasi sensitif mereka.
BACA JUGA:Jaga Estetika Kota, Tertibkan Reklame, Mulai Pertengahan Januari
BACA JUGA:Tata Kelola APBD Sumsel Belum Maksimal, Hasil Audit Kinerja BPK
2. Deepfake: Penipuan Visual dan Audio
Selain phishing, penipu juga menggunakan teknologi deepfake untuk menipu korban. Deepfake adalah teknologi yang memungkinkan pembuatan video dan audio palsu dengan tingkat keakuratan tinggi, sehingga dapat digunakan untuk menipu sistem verifikasi wajah atau suara.
Misalnya, penipu dapat menggunakan rekaman suara yang menyerupai suara seorang pejabat bank untuk meyakinkan korban agar mengungkapkan informasi rekening.
3. Social Engineering: Manipulasi Psikologis
Modus penipuan ini melibatkan manipulasi psikologis untuk mempengaruhi korban agar memberikan informasi pribadi.