Catat, LPG 3 kg di Sumsel Paling Mahal Rp22.689, HET Radius Kurang dari 60 km Naik Jadi Rp18.689/Tabung
--
Menurutnya, pemberitahuan biasanya dilakukan juga secara mendadak seperti malam hari dan besoknya langsung diberlakukan. "Tapi kalau sekarang belum ada informasi itu. Kalau dinaikkan, tentu kami juga akan menyesuaikan," ulasnya.
Ia menambahkan ,dua bulan terakhir ini pasokan LPG ke pangkalannya berkurang. Biasanya 2-3 kali pengiriman, kini hanya sekali sebulan. "Sekali masuk itu satu truk, kapasitas 500 tabung. Mudah-mudahan bisa normal lagi," tandasnya.
Kondisi saat ini, di sebagian wilayah harga jual LPG 3 kg sudah jauh lebih mahal dari HET yang ditentukan. Di wilayah Sekayu, Kabupaten Muba misalnya, per tabung dijual eceran Rp26 ribu. "Kalau harga mahal asal masih ada stok, tetap kita beli," ungkap Supri, warga Sekayu.
Ia mengeluhkan stok di pangkalan sering kosong. Supri berharap pemerintah dan Pertamina segera menambah pasokan agar kebutuhan masyarakat terpenuhi. Petugas pangkalan LPG di Sekayu, Budiman mengaku ada keterbatasan pasokan.
"Saat ini, pangkalan kami hanya menerima suplai satu kali sehari, dan jumlahnya sangat terbatas," ujarnya. Akibatnya, stok cepat habis karena tingginya permintaan dari warga.
BACA JUGA: Sering Kosong, Harga LPG 3 Kg di Sumsel Melambung, Nikho: Pertamina Terus Melakukan Pemantauan
"Kami sering menerima keluhan dari masyarakat, tapi tidak bisa berbuat banyak karena ini kebijakan dari pihak distributor," tambahnya. Masyarakat berharap pemerintah tidak hanya melakukan pengawasan, tapi juga meningkatkan distribusi elpiji 3 kg ke wilayah-wilayah yang pasokannya minim.
Kenaikan harga dipicu oleh faktor jarak distribusi ke daerah-daerah terpencil. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sekayu, Azizah SSos MT menjelaskan, biaya transportasi menjadi salah satu alasan utama kenaikan harga melampaui HET. "Kami terus melakukan pengawasan terhadap distribusi dan harga di lapangan untuk memastikan tidak ada penyelewengan," tegasnya.
Ririn, pedagang warung di Kumpul Sari, Kelurahan Bukit Sari, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur mengaku belum mengetahui harga LPG 3 kg bakal naik.
Dia mengatakan, biasanya ia membeli gas melon dari agen atau pangkalan, yang diantar lansung ke warung. "Untuk harganya Rp21 ribu per tabung," kata dia. Tapi belakangan ini naik jadi Rp22-23 ribu. “Kami jual lagi Rp27 ribu per tabung," sebutnya.
Dia mengatakan, selain harga naik, gas melon juga susah didapat. "Biasanya kami ditawari, sekarang kami harus pesan dulu. Diantarnya lama," tukas Ririn.
BACA JUGA:Warga Lubuklinggau Resah: LPG 3 Kg Langka Menjelang Tahun Baru 2025, Apa Penyebabnya?
BACA JUGA:Tolak Penerapan Pajak Selisih HET LPG 3 kg, Dinilai Tak Berdasar UU
Kenaikan Het menjadi Rp18.500 per tabung di tingkat agen/pangkalan resmi diprediksi tidak berdampak signifikan pada masyarakat di wilayah Musi Rawas, Lubuklinggau, dan Muratara (MLM).