Hari Kedua Program MBG di Palembang, Nasi Datang Terlambat ke SMPN 19, Siswa Senang Menu Ada Ayamnya
TERLAMBAT : Hari kedua program MBG, nasi terlambat datang ke SMP Negeri 19 Palembang, baru sampai sekitar pukul 12.30 WIB. Sudah mengunakan mobil boks katering, tidak lagi mobil pick up seperti hari pertama. -FOTO: KRIS SAMIAJI/SUMEKS-
Untuk diketahui, tahap awal program MBG di Kota Palembang, Senin (6/1), menyasar 5 sekolah di wilayah Kecamatan IB I, Palembang. Yakni, TK Panca Bakti, SDN 24, SDN 25, SMPN 19 dan SMPN 33 Palembang, dengan total 2.968 siswa.
BB POM Nyatakan Makanan Aman Dikonsumsi
Pada hari pertama, pihak dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BB POM) di Palembang, melakukan uji sampel makanan yang akan dibagikan kepada anak-anak sekolah. Salah satunya yang terpantau, pengambilan uji sampel makanan di SD Negeri 25 Palembang.
“Pengujian langsung kami laksanakan pada lokasi pembagian atau sekolah. Termasuk verifikasi surveilans, berkenaan keamanan pangan tersebut. Yakni, pengujian cepat parameter formalin dan boraks,” terang Kepala BB POM Palembang, Yanni Ardianti, kepada Sumatera Ekspres.
BACA JUGA:Belum Siap Pemda Siap, Butuh Puluhan Miliar Dukung Program Makan Bergizi Gratis
Menu makanan pada hari pertama itu, nasi, tempe, tahu isi ayam cincang, tumis buncis, dan buah pisang. “Apabila warnanya ungu pada sampel, maka positif mengandung formalin. Berwarna merah, positif mengandung boraks. Dari hasil pengujian, semua negatif. Berarti aman dikonsumsi," tegasnya.
Dijelaskan, untuk kandungan formalin biasanya kebanyakan ada pada ikan, ayam dan tahu. Disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggungjawab, agar terlihat lebih segar. “Boraks juga sering digunakan untuk makanan berbahan tepung, kerupuk, tahu dan lainnya,” jelas Yanni.
Kendati dalam, pengujian uji sampel makanan tidak dilakukan ke semua sekolah. Namun pihaknya akan melakukan kajian resiko, dan sewaktu-waktu kembali lakukan pengujian kapan saja. "Apabila terindikasi atau berpotensi menggunakan bahan kimia berbahaya, pada pangan yang akan disajikan,” ulasnya.
Pihaknya bertugas memastikan makanan itu layak dikonsumsi, sebelum dibagikan. “Kami juga lakukan surveilans dan verifikasi, untuk memastikan keamanan terjaga. Kendati kami sudah yakin, semua makanan yang diberikan juga sudah aman," imbuh Yanni.
Sebab sebelumnya, pihak yang kerjasama atau pelaksana (katering) sudah dilakukan checking. Termasuk higiene sanitasi dari dapur sehat (Dapur MBG), sertifikasi life hygiene. “Peralatan yang digunakan untuk mengolah makanan, juga sudah diperiksa. Hasilnya, semua penuhi standar kesehatan,” tegasnya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten PALI, tengah membangun dapur umum untuk mendukung program pemerintah pusat makan bergizi gratis (MBG). Lokasinya di kawasan Km 9, Kelurahan Handayani Mulya, Kecamatan Talang Ubi.
Wakil Bupati PALI Drs H Soemarjono, Selasa (7/1), meninjau pembangunan dapur umum yang sudah memasuki tahap finishing. Dia meminta kepada pihak ketiga atau pengelola dapur umum, untuk bekerja profesional sesuai petunjuk dan teknis dari pemerintah pusat.
”Meski kita (Kabupaten PALI) daerah baru, tetapi bekerjalah secara profesional. Jangan alasan daerah baru, ketika di lapangan banyak menimbulkan masalah,” tegas Soemarjono, didampingi Kadisdik Kabupaten PALI, Danramil 404-03/Pendopo PALI, serta OPD terkait.
Soemarjono juga meminta Dinas Pendidikan Kabupaten PALI, untuk mendata para siswa penerima program MBG. “Jangan ada yang terlewat maupun dimanipulasi jumlahnya,” pesannya.