https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mengejar Surga Sejak di Dunia

Suparjon Ali Haq Al Tsabit SPdI MPdI, (Direktur Pusat Studi Keislaman & Humaniora Yayasan Izzatul Ummah/ Dosen Uniski Kayuagung)--

SUMATERAEKSPRES.ID - Sebagian orang mengukur kebahagiaannya dengan sukses di dunia semata, sementara akhiratnya terbelengkalai. Ada juga yang mengukur kebahagiaan dengan amal-amal akhirat saja, sedang kehidupan duniawinya tercerai berai. 

Keduanya tidak sehat. Yang bagus adalah bila kita bisa menjadikan sukses di dunia sebagai bagian dari sukses di akhirat. Bahkan itulah sebenamya pola yang di inginkan oleh Islam. Bagaimana caranya? 

BACA JUGA:Sarana Ibadah dan Perekat Umat Islam

BACA JUGA:Dilarang Islam: Mempercayai Ramalan, Zodiak, atau Weton Adalah Perbuatan Syirik yang Merusak Akidah

Caranya dengan menjadikan semua aktifitas duniawi kita memiliki nilai-nilai kesuksesan di akhirat. Banyak pekerjaan dan prestasi yang sepertinya keduniawian, tapi bila dijalankan dengan baik dan benar mulai dari niatnya hingga tata caranya, akan menjadi prestasi sekaligus tabungan amal di akhirat. 

Dengan teori seperti itu, sebenamya kebutuhan kita kepada prestasi-prestasi duniawi sangat besar, dalam rangka menambah tabungan untuk akhirat tersebut. Sebab, bila kita hanya ingin memperbanyak amal kebaikan dari jalur ibadah formal, akan banyak keterbatasan yang kita hadapi. Berapa banyakkah kita mampu berpuasa sunnah? Berapa ratus raka'atkah kita mampu salat sunnah? 

Bukan berarti memperbanyak ibadah formal tidak kita kejar. Tapi yang kita lakukan adalah menambahkah kepada amal ibadah formal tersebut amal duniawi yang bemilai amal akhirat. Ibarat pepatah, sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.

Dengan demikian, bila amal ibadah formal kita sedikit, akan menjadi banyak dengan prestasi duniawi itu. Dan, bila amal ibadah formal kita sudah banyak, akan semakin banyak dengan tambahan amal dan prestasi duniawi tersebu

Berikut ini adalah beberapa contoh prestasi dan amal duniawi yang bisa menjadi bagian dari prestasi akhirat.

Mencari mata pencarian

Bagi sebagian orang yang mencari mala pencarian dan penghidupan (Ma'isyah) mungkin semata-mata hanya pekerjaan duniawi.

Artinya, itu hanya soal mencari makan dan minum. Atau mencari sesuap dua suap nasi, selembar dua lembar liang, untuk dirinya, maupun keluarganya.

Kita tidak boleh membatasi status pencarian penghidupan itu sebagai karya duniawi an-sich. Tetapi sebaliknya, kita harns menjadikannya sebagai bagian dari tabungan untuk kehidupan akhirat.

Dengan teori seperti itu sebenamya kita mendapatkan dua keuntungan sekaligus: sukses di dunia, dan insya Allah SWT sukses pula di akhirat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan